Jumat, 26 Februari 2016

AGAMA DAN POLITIK

Diskursus agama dan politik di Barat kurang mendapatkan perhatian  karena kedudukan agama dan negara sudah jelas. Teori yang lahir dari kajian agama adalah teori sekuler.

Teori sekuler melihat agama sebagai prilaku yang mencari makna dalam kehidupannya. Mengapa mencari makna ? karena menurut kodratnya,manusia membutuhkan mkana tersebut. Kebutuhan ini bersumber dari pengalaman, imajinasi, simbol, dan bersifat pengisahan, bukan proporsional. Teori sekuler berpendapat bahwa imajinasi keagamaanlah yang akan meramalkan prilaku, bukan proporsi religius.
 
Hal ini berlainan dengan negara-negara yang mayoritas penduduk beragama Islam. Kaitan antara agama(Islam) dan Politik (negara) selalu menjadi bahan perbincangan yang menarik. Kendati demikian peranan agama dalam kehidupan masyarakat barat tidak dapat diaabikan sama sekali. Selama industrialisasi berlangsung, peranan agama diprtanyakan. Berdasarkan penelitian Weber yang sangat terkenal, ditemukan adanya kaitan erat antara ajaran protestan Calvinisme dengan Kapitalisme. Demikian pulah peranan agama dalam masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat. Di Amerika Latin, timbul Teologi Pembebasan yang berusaha mengangkta agama katolik dalam pembebasan masyarakat dari lingkungan kemiskinan dan keterbelakangan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Bella tentang masyarakat Jepang.1           
 
Agama diperlakukan sebagai sistem keyakinan, sistem makna yang muncul dan terwujud dalam kehidupan sosial, melalui interaksi yang responsif terhadap situasi-situasi yang dihadapi oleh para penganutnya.2 
 
Agama membantu mendorong terciptanya persetujuan mengenai isi dan kewajiban-kewajiban sosial dengan memberikan nilai-nilai yang berfungsi menyalurkan sikap-sikap para anggota masyarakat dan menetapkan isi kewajiban-kewajiban sosial mereka. Agama dapat membantu menciptakan sistem-sistem nilai sosial yang tepadu dan utuh.3
Menurut Amien Rais munculnya sekulrisme di Eropa bersamaan dengan renaissance dan reformasi yang mengakibatkan ambruknya institusi gereja dan negara. Tesis pokok sekularisme dan sekularisasi adalah bahwa mekarnya modenisasi dan perkembangan politik membuat agama kehilangan daya tarik dan pengaruhnya atas manusia modern. Dalam perkembangannya, sekularisme memiliki dua varian: (1) sekularisme moderat; agama sebagai urusan-urusan pribadi sehingga tidak dapat mencampuri urusan publik; dan (2) sekularisme radikal, memusuhi agama yang dipandang sebagai perintang kemajuan, seperti dalam komunisme.


Catatan Kaki :

1 Drs. Abdul Azis Thaba, MASYARAKAT Islam dan Negara Gema Insani Press 34
2 Ibid. hal 35
3 Ibid. 35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar