Jumat, 04 Maret 2016
MUSLIM DAN KONTROL DIRI
Assalamualaikum Wr. Wb...
Setiap orang pasti menghadapi berbagai konflik internal semenjak lahir sampai
dia meninggal. Dalam menghadapi suatu konflik internal, kita akan mendapatkan
beberapa kemungkinan: menang dalam konflik itu, kalah, atau masih harus terus
menghadapinya.
Allah SWT berfirman:
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,
sesungguhnya beruntunglah orang yg mensucikan jiwa itu,
dan sesungguhnya merugilah orang yg mengotorinya
(QS 91:7-10)
Ini juga telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
"Cobaan akan dibentangkan kepada manusia laksana tikar, satu demi satu.
Ketika hati dipengaruhinya, satu titik hitam tercatatlah dalam hati.
Ketika hati mengingkarinya, satu titik putih tercatatlah dalam hati sehing-
ga hati menjadi satu dari dua jenis: yg putih seperti batu putih yg
lulus dari cobaan, atau yg gelap hitam karena tdk mengenal ma'ruf (kebai-
kan) atau mengingkari kemungkaran." (HR Muslim)
Dalam menghadapi pertarungan dalam jiwa, secara umum manusia dapat dikategori-
kan kedalam dua golongan:
SATU: Mereka yg dikalahkan oleh keinginan hawa nafsu.
Mereka tunduk kepada dunia dan hidup mereka hanyalah mengurusi masalah2
kedunia-
wian saja. Mereka adalah orang2 yg tak beriman. Pengikut golongan ini adalah
mereka yg melupakan Allah, sehingga Allah pun melupakan mereka. Firman Allah:
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tu-
hannya dan Alah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah me-
ngunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatan-
nya? Maka siapakah yg akan memberikan petunjuk sesudah Allah (membiarkannya
sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
(QS. 45:23)
DUA: Mereka yg berjuang melawan hawa nafsu.
Dalam perjuangan tsb, kadangkala mereka menang kadangkala mereka kalah. Bila
melakukan kesalahan, mereka berusaha memperbaiki diri. Bila berbuat dosa,
mereka menyesali diri dan meminta ampunan dari Allah. Allah SWT berfirman:
Dan (juga) orang2 yg apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun atas dosa2 me-
reka dan siapa lagi yg dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?
Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengeta-
hui.
(QS 3:135)
Rasulullah SAW bersabda:
Semua anak Adam membuat kesalahan. Yang terbaik diantara mereka adalah yg
membuat kesalahan dan kemudian bertaubat." (HR Tirmidhi)
Dalam hal ini telah diriwayatkan dari Wahib Ibn Munabbih bahwa pada suatu
ketika Iblis datang menemui Yahya ibn Zakaria. Yahya berkata kepada iblis:
"Katakanlah padaku bagaimana kamu berurusan dg anak Adam." Iblis pun menja-
wab: "Beberapa diantara mereka adalah seperti engkau; terbebas dari dosa se-
hingga kami tak pernah dapat menggoda mereka. Itu tipe pertama. Tipe kedua
adalah orang2 yg bisa kami permainkan sebagaimana layaknya anak2 mempermainkan
bola. Namun tipe ketiga adalah orang2 yg sangat sulit bagi kami. Kami
mengejar mereka sampai memperoleh apa yg kami inginkan, namun kemudian mereka
bertobat dan rusaklah semua yg telah kami peroleh, sehingga kami tak pernah
dapat membuat mereka putus asa ataupun menghentikan mereka."
ELEMEN-ELEMEN KEKUATAN DALAM MEMERANGI HAWA NAFSU
Kita dianugerahi dua sumber kekuatan utk memanage keinginan2 (nafsu) fisik:
SATU: Hati.
Hati merupakan satu elemen kekuatan dalam memelihara keteraturan jiwa kita bila
hati tersebut hidup, lembut, bersih, dan kuat. Ingatlah apa yg telah dikatakan
oleh Ali ibn Thalib:
Allah memiliki penyimpan air di bumi, yaitu hati. Hati yg sangat Allah su-
kai adalah yg paling lembut, paling bersih, dan paling kuat."
Kemudian Ali ibn Abi Thalib lebih jauh menerangkan ttg arti kata2 tsb:
yang paling kuat dalam agama, yang paling bersih dalam amanat (trust), dan
yang paling lembut terhadap saudaranya.
Ali ibn Abi Thalib lebih jauh menambahkan:
Hati orang2 yg beriman adalah bersih dan penuh dg cahaya. Sebaliknya, hati
orang2 yg tak beriman adalah gelap dan selalu sakit.
Dalam AlQuran disebutkan:
Sesungguhnya orang2 yg beriman itu adalah mereka yg apabila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat2Nya,
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal
(QS. 8:2)
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati
yg dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yg dengan itu
mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yg buta, te-
tapi yg buta ialah hati yg di dalam dada.
(QS. 22:46)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan AlQuran ataukah hati mereka terkunci?
(QS. 47:24)
DUA: Akal dan Spirit.
Bagian rasional dari jiwa seseorang, yg dikenal pula sebagai akal (mind), dan
bagian spiritual, yg dikenal pula sebagai semangat (spirit), dapat
menyumbangkan
kemenangan atas bagian material, yg dikenal pula sebagai badan (body), bila
akal
dan spirit dilengkapi dg pengetahuan dari pengalaman dan dari belajar. Pe-
ngetahuan semacam itu bisa membedakan antara yg baik dan yg buruk dan bisa men-
dekatkan seseorang kepada Allah, sehingga ia bisa mengetahui kekuatan dan kebe-
saran-Nya. Inilah apa yg Allah maksudkan dalam firman-Nya:
Dan demikian pula diantara manusia, binatang2 melata dan binatang2 ternak
ada yg bermacam2 warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yg takut kepada
Allah diantara hamba2-Nya hanyalah orang2 yg mengetahui kebesaran dan keku-
asaan Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun
(QS. 35:28)
Rasulullah SAW dalam sabdanya:
Sesuatu yg terbesar yg diberikan Allah kepada makhluk-makhluk-Nya adalah
akal dan spirit manusia. (HR Thirmidzy)
Suatu ketika Rasulullah saw berkata kepada Ali ibn Abi Talib:
Seseorang mencoba mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai perbuatan
baik; dekatkanlah dirimu kepada Allah dg pengetahuan.
Hasil tertinggi yg dapat dicapai datang dari bagian akal dan spirit, karena
akal dan spirit dapat mengarahkan seseorang kepada jalan yg benar dan melindu-
nginya dari syaithan. Itulah sebabnya Islam sangat menganjurkan kita utk men-
cari pengetahuan (belajar) dan memperdalam pengetahuan kita ttg agama sehingga
akal kita dapat belajar utk membedakan antara yg baik dan yg buruk dan antara
yg salah dan yg benar. Rasulullah saw bersabda:
Kepada siapa saja Allah menghendaki utk memberikan pahala dg kebaikan,
Allah memberinya satu pemahaman ttg dien.
Kelebihan orang2 yg berpengetahuan atas mereka yg hanya beribadah (ritual)
saja adalah seperti kelebihanku atas mereka yg terbawah diantara sahabat2-
ku.
Kelebihan2 ini datang dari nilai2 moral dan peran pengetahuan dalam memperdalam
iman kita dan membuka rahasia2 alam semesta. Akal dari orang2 beriman yg bangun
dapat membedakan antara yg baik dan yg buruk, antara yg benar dan yg salah, dan
antara yg halal dan yg haram, karena Mu'minin/at seperti ini memiliki kesadaran
yg membuat mereka bisa melihat segala sesuatu melalui cahaya dari Allah.
Allah SWT telah berfirman:
Atau seperti gelap gulita di lautan dalam, yg diliputi oleh ombak, yg di-
atasnya ombak (pula), di atasnya lagi awan; gelap gulita yg tindih bertin-
dih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tidaklah dia dapat melihatnya,
(dan) barangsiapa yg tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia
mempunyai cahaya sedikitpun.
(QS. 24:40)
Cahaya spiritual dapat dipadamkan oleh perbuatan2 buruk, tetap berada dalam ke-
adaan buruk tsb, dan secara sengaja berbuat dosa serta tidak pernah bertaubat
setelah itu. Rasulullah saw telah bersabda:
Bila seseorang berbuat dosa, spiritnya akan sangat jauh dari dia
Kalau bukan karena syaitan bermain2 dg hati para anak Adam, sesungguhnya
manusia akan memahami governance langit dan bumi
Anas meriwayatkan:
Ketika aku dalam perjalanan utk menemui Utsman, kulihat seorang wanita.
Kulihat wanita itu dg penuh perhatian dan akupun terbawa oleh kecantikan-
nya. Tatkala aku masuk, Utsman berkata: "Salah seorang diantara kalian
masuk rumah ini utk menemuiku sementara tanda2 perzinahan masih terlihat
pada kedua matanya. Tidakkah kalian mengetahui bahwa seseorang dapat me-
lakukan zinah melalui matanya? Karena itu kamu harus bertaubat atau aku
akan melakukan sesuatu dg memberikan kamu hukuman khusus!" Kemudian
akupun berkata: "Apakah ada sabda dari Rasulullah ttg ini?". Utsman men-
jawab: "Tidak, tapi pendapatku objectif dan didasarkan atas bukti2 yg nya-
ta dan pengkajian yg sangat hati2".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar