Senin, 25 Maret 2013

INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

A.    PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat merambah kedalam berbagai aspek kehidupan tanpa terkecuali dalam bidang pendidikan merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang membawa kecenderungan menuju efisiensi dan efektifitas.
Suatu pembaharuan berjalan seiring dengan perputaran zaman yang tidak ada hentinya dan terus berputar sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Dalam hal ini kebutuhan mengenai layanan individual terhadap peserta didik dan segala macam perbaikan terhadap kesempatan belajar bagi mereka telah menjadi faktor pendorong utama timbulnya suatu pembaharuan dalam pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam suatu instansi atau lembaga pendidikan harus mampu mengatasi perkembangan tersebut dengan selalu mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi dan kebutuhan peserta didik.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian Inovasi Pendidikan
2.      Tujuan Inovasi Pendidikan
3.      Masalah – Masalah dalam Inovasi Pendidikan
4.      Berbagai Inovasi Pendidikan
C.    PEMBAHASAN
1.      Pengertian Inovasi Pendidikan
Kata Innovation dalam Bahasa Inggris sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan (S. Wojowasito, 1972; Santoso S. Hamijoyo, 1996). Untuk memahami lebih dalam lagi mengenai pengertian inovasi pendidikan perlu diketahui juga tentang pengertian discovery dan  invention yang dalam bahasa Indonesia kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu hal yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada.[1]

Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan.[2]Yang dimaksud dengan inovasi dalam bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan. Pendidikan adalah suatu sitem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya Sistem Pendidikan Nasional.[3]
Untuk lebih jelasnya inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun discovery. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Selain itu, menurut dari para ahli dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).
Sedangkan pengertian inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang sama sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut.
a.      “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang.
b.      “Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasian atau pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan.
c.      “Hal” yang dimaksud dalam dfinisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem dalam pendidikan.
d.     “Kesengajaan” merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa ini. Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan harapan kalangan pendidik agar kita kembali pada pembelajaran dan pengajaran dan menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas.
e.      “Meningkatkan kemampuan”  mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi adalah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosdur organisasi. Pendeknya keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
f.       “Tujuan” yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan dari inovasi itu sendiri adalah efisiensi dan efektifitas, mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak-banyaknya dengan hasil yang sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.[4]

2.      Tujuan Inovasi Pendidikan
Menurut Santoso (1974) tujuan utama inovasi yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Sedangkan, tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektifitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap yaitu:
a.       Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
b.        Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.[5]
Adapun tujuan inovasi pendidikan di Indonesia pada umumnya adalah:
a.       Lebih meratanya pelayanan pendidikan.
b.      Lebihserasinya kegiatan belajar.
c.       Lebih efisien dan ekonomisnya pendidikan
d.      Lebih efektif dan efisiennya sistem penyajian
e.       Lebih lancer dan sempurnanya sistem informasi kebijakan.
f.       Lebih dihargainya unsur kebudayaan nasional.
g.      Lebih kokohnya kesadaran, identitas, dan kesadaran Nasional.
h.      Tumbuhnya masyarakat gemar belajar.
i.        Tersebarnya paket pendidikan yang memikat, mudah dicerna dan mudah diperoleh.
j.        Meluasnya kesempatan kerja.

3.      Masalah-masalah dalam inovasi pendidikan
Adapun masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi pendidikan di Indonesia, yaitu:
a.       Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Sistem pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia penddikan belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan aktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat.
b.      Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tamping, ruang dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.
c.       Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, sedangkan (di pihak lain) kesempatan sangat terbatas.
d.      Mutu pendidikan yang dirasakan semakin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e.       Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.
f.       Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara komulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.

4.      Berbagai Inovasi Pendidikan
Dalam bukunya Drs. H. Fuad Hasan, berbagai upaya inovasi pendidikan di Indonesia sangatlah banyak sekali yang sudah dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Proyek perintis sekolah pembangunan
Proyek ini dimaksudkan untuk mencoba bentuk sistem persekolahan yang komprehensif dengan nama Sekolah Pembangunan. Selain itu, secara umum kerangka sistem pendidikan ini digariskan dalam Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0172 Tahun 1974.
b.      Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan untuk secara nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun pengajaran 1976 dengan catatan, bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut penilaian kepala perwakilan telah mampu, diperkenankan melaksanakannya mulai tahun 1975. Tujuan utama Kurikulum 1975 adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
c.       Proyek pamong
Tujuan proyek Pamong adalah untuk menemukan alternatif sistem penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di Indonesia.[6]

d.      SMP terbuka
Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT) adalah Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama yang kegiatan belajarnya sebagian besar dilaksanakan diluar gedung seklah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media dan interaksi yang terbatas antara guru dan murid. Tugas SMPT sama dengan tujuan pendidikan umum SMP.
e.       Universitas terbuka
Lembaga pendidikan dengan nama UT didirikan berdasarkan Keputusan Pemerintah No. 41 tanggal 11 Juni 1984. Lalu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980, dijabarkan pula struktur organisasi UT yang ditetapkan dengan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0389/0/1984 tanggal 27 Agustus 1984 setelah mendapat persetujuan dari Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPan) dalam suratnya No. B-648/I/MENPAN/8/84 tanggal 25 Agustus 1984. Tujuan didirikannya UT adalah dalam rangka meningkatkan daya tampung perguruan tinggi.
f.       Pembaruan sistem pendidikan kependidikan
Tujuan dan sasaran pembaruan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan diarahkan untuk menunjag pembangunan bangsa pada khususnya dan peningkatan kualitas hidup manusia pada umumnya. Sedangkan, sasaran-sasaran pendidikan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:
1.      Pengadaan tenaga kerja kependidikan dalam jumlah dan kualifikasi yang tepat.
2.      Pengembangan dan pembaruan Ilmu Kependidikan
3.      Perencanaan dan pembangunan terpadu.
g.      Kurikulum 1984
Perbaikan kurikulum ini dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0461/U/1983 tahun 1983 tanggal 23 Oktober. Pembenahan kurikulum ini diharapkan dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan dan kemampuannya.
 h.      Kurikulum 1994
Ciri yang membedakan Kurikulum 1994 dengan kurikulum sebelumnya, ada pada pelaksanaan tentang pendidikan dasar sembilan tahun, memberlakukan kurikulum muatan lokal serta penyempurnaan tiga kemampuan dasar; membaca, menulis dan menghitung (3 M) yang fungsional.
 

[1] Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, Bandung; Penerbit ALFABETA, 2008, hlm. 2.
[2] Fuad Hasan, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm. 192.
[3] Udin Saefudin Sa’ud, Op. Cit, hlm. 8.
[4] Ibid, hlm. 6-8.
[5] Fuad Hasan, Op. Cit. Hlm. 193.
[6] Ibid, hlm.194.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar