I. Pendahuluan
Pentingnya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran tidak bisa kita pungkiri lagi. Akan tetapi, sumber-sumber belajar yang ada di sekolah dan lembaga pendidikan lain selama ini, umumnya belum dikelola dan dimaanfaatkan secara maksimal.
Padahal, Sumber belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang merupakan sumber-sumber belajar yang dirancang terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan dikombinasikan menjadi sistem pembelajaran yang lengkap untuk mewujudkan terlaksananya proses belajar yang bertujuan dan terkontrol.
II. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian dan Klasifikasi Sumber Belajar ?
B. Apa saja Komponen dan Faktor Sumber Belajar ?
C. Bagaimana Pemilihan Sumber Belajar ?
D. Apa saja Manfaat Sumber Belajar ?
III. Pembahasan
A. Pengertian Sumber Belajar dan Klasifikasi Sumber Belajar
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungannya. Oleh karena itu sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual.[1]
Begitulah mau tidak mau sebagai guru harus mengakui bahwa mereka bukan satu-satunya sunber belajar. Kalau kita pakai istilah Proses Belajar Mengajar atau kegiatan belajar mengajar hendaklah diartikan bahwa proses belajar dalam diri siswa terjadi baik karena ada yang secara langsung mengajar (guru, pembimbing) ataupun secara tidak langsung. Pada yang terakhir ini siswa secara aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar yang lain. Guru hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang dapat membantu siswa belajar.[2]
Arif S. Sadiman (1989) berpendapat bahwa, segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan atau memudahkan terjadinya proses belajar disebut sebgai sumber belajar.[3]
Wallington (1970) dalam bukunya Job in Intructional Media Study, menyatakan bahwa peran utama sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan stimulus dan informasi kepada siswa. Dengan demikian maka untuk mempermudah klasifikasi sumber belajar itu kita dapat mengajukan pertanyaan seperti “apa, siapa, di mana, dan bagaimana”.[4]
Klasifikasi lain sumber belajar sebagai berikut :
1. Pesan (message)
Informasi harus disalurkan oleh komponen lain berbentuk ide, fakta pengertian atau data. Contoh; bahan-bahan pelajaran, cerita rakyat, dongeng, nasihat dan sebagainya.
2. Manusia (people)
Orang yang menyimpan informasi atau menyalurkannya. Tidak termasuk yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar. Contoh; guru, aktor, siswa, pembicara, pemain. Tidak termasuk tim teknisi, tim kurikulum.
3. Bahan (materials)
Sesuatu, bisa disebut media/software yang mengandung pesan untuk disajikan melalui pemakaian alat. Contoh; film, slide, tape, buku, gambar, dan sebagainya.
4. Peralatan (device)
Sesuatu, bisa disebut media (hardware) yang menyalurkan pesan untuk disajikan yang ada di dalam software. Contoh; TV, kamera, papan tulis, dan sebagainya.
5. Teknik atau metode (technique)
Prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan orang untuk menyampaikan pesan. Contoh; ceramah, diskusi, simulasi, belajar mandiri, dn sebagainya.
6. Lingkungan (setting)
Situasi sekitar dimana pesan disalurkan atau ditransmisikan. Contoh; ruangan kelas, studio, aula, dan sebagainya.
Klasifikasi lain yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar adalah sebagai berikut:
a. Sumber belajar cetak: buku, majalah, koran, brosur, poster, denah, kamus, ensiklopedia, dan sebagainya.
b. Sumber belajar non cetak: film, slides, video, model, audiocassette, tranparansi, realita, objek, dan sebagainya.
c. Sumber belajar yang berbentuk fasilitas: perpustakaan, ruangan belajar, carrel, studio, lapangan olahraga, dan sebagainya.
d. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan, dan sebagainya.
e. Sumber belajar yang berupa lingkungan di masyarakat: taman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum, dan sebagainya.[5]
B. Komponen Sumber Belajar dan Faktor-Faktor Sumber Belajar
1) Komponen Sumber Belajar
a) Tujuan dan fungsi sumber belajar
Sumber belajar yang dirancang mempunyai tujuan-tujuan tertentu baik implisit maupun eksplisit. Karena itu, tujuan dan fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh setiap jenis variasi sumber belajar yang digunakan.
b) Bentuk dan keadaan fisik sumber belajar
Wujud sumber belajar secara fisik satu sama lainnya berbed-beda. misalnya, pusat perbelanjaan berdeda dengan kantor bank sekalipun keduanya sama-sama memberikan informasi mengenai perdagangan. Jadi, keadaan fisik sumber belajar itu merupakan komponen penting. Pemanfaatannya hendaknya dengan memperhitungkan segi waktu , pembiayaan dan sebagainya.
c) Pesan
Pesan termasuk komponen dalam belajar, sebab sumber belajar harus mampu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai sehingga mereka memperlihatkan dan menangkap isi pesan itu secara efektif dan efisien serta terserap secara maksmal.
2) Faktor-Faktor Sumber Belajar
a) Perkembangan teknologi
b) Nilai-nilai budaya setempat
c) Keadaan ekonomi pada umumnya
d) Keadaan pemakai[6]
C. Pemilihan sumber Belajar
Secara umum kriteria pemilihan sumber belajar ada dua, yaitu keriteria umum dan keriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
1. Kriteria Umum antara lain ialah ekonomis dalam pengertian murah, teknisi (tenaga), praktis dan sederhana, fleksibel, releven dengan tujuan pengajaran, dapat membantu efesien dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran, memliki nilai positif bagi proses pengajaran khususnya bagi peserta didik, sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang.[7]
2. Kriteria berdasarkan tujuan anatara lain ialah sumber belajar dapat memberikan motivasi pada siswa, sumber belajar untuk tujuan pembelajaran, sumber belajar untuk penelitian, sumber belajar untuk memecahkan masalah sumber belajar untuk presentasi.[8]
D. Manfaat Sumber Belajar
Dengan memasukan sumber belajar secara terencana, maka suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien, dalam usaha pencapaiannya tujuan intruksional. Sebab sumber belajar sebagai komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai manfaat cukup besar.
Manfaat sumber belajar tersebut antara lain :
1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkrit kepada peserta didik, misalnya: karya wisata ke obyek seperti museum, kebun binatang, majalah, dan sebagainya.
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dukunjungi atau dilihat, secara langsung dan konkrit. Misalnya: denah, sketsa, foto, film, majalah, dan sebagainya.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas, misalnya: buku tes, foto, film, narasumber, majalah, dan sebagainya.
4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, misalnya: buku bacaan, ensiklopedia, majalah, dan sebagainya.
5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (terhadap instruksional) baik dalam lingkup makro (misalnya: belajar sistem jarak jauh melalui modul) maupun makro pengaturan ruang yang menarik, simulasi, penggunaan film.
6. Dapat memberi motivasi yang positif apabila diatur dan diperencanakan permanfaaatannya secara tepat.
7. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut. Misalnya: buku teks, buku bacaan, film, dan lain-lainnya yang mengandung daya penaluran sehingga dapat merangsang peserta didik untuk berfikir, menganalisis dan berkembang lanjut.[9]
[1] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Amplikasinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008) hlm. 208-209.
[2] Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya), (Jakarta: CV. Rajawali, 1986) hlm. 4-5. [3] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004) hlm. 161-162.
[4] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003) hlm. 78.
[5] Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2008) hlm. 94-95.
[6] Ahmad Rohani,Media Intruksional Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm.105-107
[7][7] Ahmad Rohani, Pengolahan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru professional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.190-191
[8] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), hlm.84-86
[9] Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan,...hlm. 96.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar