Jumat, 03 Mei 2013

KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN

       I.            I. PENDAHULUAN
Pada hakikatnya pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru atau pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan. Tujuan ini haruslah searah dengan tujuan belajar siswa dan kurikulum. Tujuan belajar pada siswa adalah mencapai perkembangan optimal, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan tujuan kurikulum ialah terpenuhinya semua targetan tujuan yang dalam dokumen tertulis untuk mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan tingkatan yang ditetapkan.
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru. Oleh karena itu guru harus memperlihatkan dan mengembangkan unsur-unsur dinamis pada saat membelajarkan kepada siswa. Banyak kita jumpai, siswa tidak tertarik mempelajari suatu materi karena materi pelajaran tersebut membosankan. Untuk menghindari gejala tersebut, guru harus memilih dan mengorganisasikan materi pelajaran tersebut sedemikian rupa, sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu memanfaatkan hasil-hasil teknologi, kaitannya dengan hal ini adalah mampu memahami media (perantara) pembelajaran sehingga tercapainya tujuan dalam proses belajar.
Lebih lanjut dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengklasifikasian dan juga karakteristik dari media pembelajaran.

    II.            II. RUMUSAN MASALAH
A.       Pengertian dari media pembelajaran.
B.       Pengklasifikasian media pembelajaran.
C.       Karakteristik media pembelajaran.
D.       Prosedur pemilihan media pembelajaran yang tepat.

 III.            III. PEMBAHASAN
A.    Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara
 (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[1]
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.[2]
B.     Klasifikasi Media Pembelajaran
Dalam perjalanannya, perkembangan media pembelajaran mengikuti arus perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan adalah sistem percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanistik. Kemudian teknologi audio visual menggabungkan penemuan mekanistik dan elektronik untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah mikro procesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif. Berdasarkan perkembangan tersebut, maka media pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, media hasil penggabungan teknologi cetak dan komputer.[3]
Menurut Rudi Bretz mengklasifikasikan ciri utama media pada unsur pokok yaitu: suara, visual, dan gerak. Untuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu: gambar visual, garis (liner graphic), dan simbol. Dia juga membedakan media siar dan media rekam, sehingga terdapat delapan klasifikasi media;
1.    Media audio visual gerak
2.    Media audio visual diam
3.    Media audio semi gerak
4.    Media visual gerak
5.    Media visual diam
6.    Media visual semi gerak
7.    Media audio
8.    Media cetak
Sedangkan menurut Oemar H. Malik, ada empat klasifikasi media pengajaran, yaitu:
1.    Alat-alat visual yang dapat dilihat,
2.    Alat-alat yang bersifat auditif atau yang hanya bisa didengar,
3.    Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar,
4.    Dramatisasi.
Namun menurut Gagne, ada tujuh macam klasifikasi media, yaitu: benda untuk didemonstransikan, komunikasi lisan, gambar cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, mesin belajar. Tujuh macam pengklasifikasian media tersebut kemudian di kaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkat hierarki belajar yang di kembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi-kondisi external, menuntut cara berfikir, memasukan alih ilmu, menilai prestasi dan memberi umpan balik.
Berdasarkan beberapa pengklasifikasian di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum media pembelajaran ada lima yaitu: media berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis audio-visual, media berbasis komputer, media berbasis manusia.
C.     Karakteristik Media Pembelajaran
Pengklasifikasian sebagaimana yang telah dibahas pada uraian terdahulu menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri spesifik masing-masing media berbeda satu dengan lainnya sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan. Kita dapat mengetahui karakteristik media menurut tinjauan ekonomisnya, lingkup sasaran yang diliput, kemudahan kontrolnya oleh si pemakai dan sebagainya. Juga dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, percakapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkat hirarki belajar. Seperti dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Sebagaimana yang juga dikatakan oleh Arief S. Sadiman (1986) bahwa klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan  kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.[4] Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang karakteristik media pembelajaran.
1.    Media berbasis manusia
Diantara beberapa media media berbasis manusia merupakan media tertua untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur manusia “sebagai media” secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya pengalamn belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Merumuskan masalah yang relevan.
b.   Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah.
c.    Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah.
d.   Tuntun explorasi siswa.
e.    Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kesulitan.
f.    Nilai pngetahuan ssiwa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
Sedangkan bertanya ala Socrates:
a.    Mengidentifikasi pertanyaan yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan atau tugas mereka.
b.   Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan explorasi. Siswa slsnjutnya dapat dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan-gagasan yang muncul dalam pembahasan kelompok besar.
c.    Menentukan apakah siswa harus belajar atau bekerja bersama-sama dalam kelompok, perorangan, seorang demi seorang, atau secara bebas.
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan pelajaran yang interaktif.
1. Media berbasis Cetakan
Media berbasis cetakan paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran kertas. Dalam media berbasis cetakan terdapat enam hal yang harus diperhatikan saat merancang, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.[5]
Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun 1960-an dengan istilah pembelajaran tertprogram yang merupakan materi untuk belajar mandiri. Dengan format ini, pada setiap unit kecil informasi disajikan dan respon siswa diminta baik dengan cara menjawab pertanyaan atau berpartisipasi dalam kegiatan latihan.[6]
Materi media berbasis cetak merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Yang mempunyai ciri sebagai berikut:
a.    Teks dibaca secara linear.
b.   Teks menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
c.    Teks ditampilkan statis.
d.   Pengembangan sangat tergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.
e.    Teks juga berorientasi pada siswa.
f.    Informasi dapat diatur dan ditata ulang oleh pemakai.[7]
Media berbasis cetak memiliki kelebihan yaitu:
a.       Dapat menyajikan pesan atau informsi dalam jumlah yang banyak.
b.      Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing.
c.       Dapat dipelajari kapan dan dimana saja, karena mudah dibawa
d.      Bahkan lebih menarik apabila di lengkapi dengan gambar dan warna.
e.       Perbaikan atau revisi mudah dilakukan.
Sedangkan kelemahan media berbasis cetak :
a.    Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
b.    Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya.
c.    Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.[8]
2.         Media berbasis Visual
Seperti halnya media berbasis cetak, media visual tak jauh beda dengan media berbasis cetak. Yakni juga merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya yang memiliki karakteristik:
a.    Visual diamati berdasarkan ruang.
b.   Visual juga menampilkan komunikasi satu arah dan reseptic.
c.    Visual juga ditampilkan statis.
d.   Persepsi visual digunakan sebagai acuan dalam prinsip-prinsip kebahasaan media berbasis teks.
e.    Media visual juga berorientasi pada siswa.
f.    Informasi dapat ditata ulang dan diatur oleh pemakai.[9]
Media berbasis visual (image/perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingtan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektiv, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk menyakinkan adanya proses informasi.[10]
Kelebihan media berbasis visual:
a.    Lebih menarik karena ada gambar, sehingga memberikan pengalaman nyata untuk siswa.
b.   Lebih mudah mengingat dengan visual peta konsep, maid mapping dan singkatan.
c.    Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan siswa.
d.   Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Kekurangan media berbasis visual:
a.       Akan terjadi kesulitan jika siswa mengalami masalah pada indra penglihatannya.
b.      Siswa tidak akan memahami gambar jika gambar tidak jelas atau tidak sama dengan bentuk nyatanya.
c.       Tidak dapat melayani siswa dengan gaya belajar auditif dan kinestetik.
d.      Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat gambar dan ketrampilan khusus menyajikan gambar sesuai wujud aslinya.[11]
3.      Media berbasis audio visual
Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Karakteristik media berbasis audio visual ialah:
a.    Bersifat linier
b.   Menyajikan visualisasi yang dinamis
c.    Digunakan dengan cara yang sudah ditetapkan sebalumnya oleh perancang atau pembuatnya
d.   Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak
e.    Dikembangkan menurut prinsi psikologi behaveiorisme dan kognitif.
f.    Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan siswa yang interaktivnya rendah.[12]
Pengajaran melalui audio visual, memiliki karakteristik pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti penggunaan proyektor, tape recorder, proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.[13]
Kelebihan media berbasis audio visual:
a.    Lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya bahasa siswa auditif maupun visual.
b.   Dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan media audio   maupun visual.
c.    Siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.
d.   Lebih menarik dan menyenangkan menggunakan media audio visual.
Kekurangan media berbasis audio visual:
a.    Pembuatan media audio visual memerlukan waktu yang lama, karena memadukan 2 elemen yakni audio dan visual.
b.   Membutuhkan ketrampilan dan ketelitian dalam pembuatannya.
c.    Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audio visual cukup mahal.
d.   Jika tidak terdapat piranti pembuatannya akan sulit untuk membuatnya(terbentur alat pembuatannya).[14]
4.      Media berbasis komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilakan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor. Media berbasis komputer memiliki karakteristik:
a.       Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear.
b.      Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang atau pengembang sebagaimana direncanakannya.
c.       Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol, grafik.
d.      Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
e.       Pembelajaran berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi.[15]
Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: skenario, model dasar, dan lapisan pengajaran.[16]
D.    Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat
Dalam pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan efektifitas dan efisiensinya. Ada empat kriteria pemilihan media yang operlu di perhatikan bagaimana dikemukakan oleh Dick dan Carrie :
1.      Ketersediaan sumber setempat, bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2.      Ketersediaan dana , tenaga dan fasilitas.
3.      Faktor yang menyabngkut keluesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang digunakan untuk jangka waktu yang lama; bila digunakan dimana saja dengan peralatan yang ada disekitarnya dan  kapanpun serta mudah dibawa.
4.      Efektifitas dan efisiensi biaya dalam jangka waktu yang cukup panjang, skalipun nampaknya mahal, namun lebih murah dibandingkan media lainnya yang hanya digunakan sekali pakai.
Prosedur pemilihan media sebagaimana yang dikemikakan oleh Arif S Sadiman ada tiga model yang dapat dijadikan prosedur dalam pemilihan media yang akan digunakan yaitu:
1.      Model flow chart model ini menggunakan eliminasi dalam pengambilan keputusan pemilihan.
2.      Model matrix, berupa penangguhan model pengambilan keputusan, pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
3.      Model Check list, yang menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.[17]


[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3
[2] Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 11
[3] Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 33
[4] Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran,...hlm. 32
[5] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 82-87.
[6] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,... hlm. 90
[7] Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran,...hlm.33-34.
[8] Kurtek.upi.edu/media/sources/2-klasifikasi media.pdf. 3/4/2013.pkl11:56.
[9] Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran,...hlm. 36.
[10]  Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,... hlm. 91.
[11] http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html.3/4/2013.pkl11:56.

[12]  Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran..., hlm. 34
[13]  Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,..., hlm. 30.
[14] http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html, 3/4/2013.pkl.11:50
[15]  Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran..., hlm. 34
[16]  Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,...hlm. 98.
[17] Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran,...hlm. 126-127

Tidak ada komentar:

Posting Komentar