Senin, 22 April 2013

ILMU ALAMIAH DASAR, MASALAH-MASALAH EKOLOGI

    I.       PENDAHULUAN
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa masalah-masalah ekologi yang selama ini terjadi selama ini akibat ulah manusia sendiri sebagai subyeknya. Ulah manusia yang tidak tahu diri, yang selalu ‘think to taking not think to giving’, yang inginnya menerima tapi tidak mau memberi, yang menyebabkan tidak adanya hubungan timbal-balik sebagai syarat ideal bagi keseimbangan alam. Kita menebang pohon di hutan secara sembarangan, tapi tak mau menanam pohon yang baru. Akibatnya, laju pertumbuhan pohon jauh sekali perbedaannya dari laju penebangannya, yang selanjutnya akan menyebabkan hutan menjadi gundul, sehingga banjir tidak dapat dihindari. Kita memanfaatkan alam, tapi tak mau malestarikannya. Kita mengeksploitasi, tapi tak mau merehabilitasi. Kita menjadi korban atas ulah kita sendiri. Kita bunuh diri secara perlahan.
 
Selain hal di atas, permasalahannya adalah kita belum siap untuk menghadapi perubahan. Harus ada konsekuensi untuk setiap tindakan kita. Harus ada pertanggungjawaban atas kondisi yang kita buat sendiri. Over population sebagai basis permasalahan krisis ekologi belum bisa kita tanggulangi. Seharusnya, ketika terjadi peningkatan populasi, kita menetralkannya dengan meningkatkan teknologi, organisasi sosial dan kondisi lingkungan sehingga tidak terjadi ketimpangan. Sehingga keseimbangan akan tetap terbentuk. 

    II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Permasalahan Lingkungan Hidup
B.     Bahaya Yang Mengancam Kehidupan Ekologi

    III. PEMBAHASAN

A.    Permasalahan Lingkungan Hidup
Masalah lingkungan hidup terjadi, bila timbul ketidak seimbangan dan ketidak serasian antara hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya.
Dalam hidupnya, manusia selalu menghadapi bermacam-macam masalah lingkungan. Ada masalah yang dapat diatasi manusia, misalnya: pembuatan rumah untuk menghindarkan manusia dari panasnya matahari dan hujan, pembuatan baju, dsb. Tetapi ada juga masalah lingkungan yang tidak dapat diatasi manusia yaitu: angin, topan, banjir, tanah longsor, gempa, gunung meletus, kemarau yang panjang, dsb. Hal itu menimbulkan kerusakan keseimbangan lingkungan secara drastis.[1]
Firman Allah, surat Al Baqarah (2), ayat 155.
      وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَىْءٍِمِّنَ اْلخَوْفِ وَاْلجُوْعِ وَنَقْصٍِ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَمَرَاتِ،وَبَشَِرِالصٰبِرِيْنَ  
    ( البقرة :١٥٥)
Artinya: ”Dan sesungguhnya kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”[2]
Dengan memperhatikan ayat tersebut diatas, maka umat manusia wajib melakukan tindakan yang preventif untuk mengatasi segala cobaan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, baik yang berupa:
1.      Rasa takut yang disebabkan kekacauan yang terjadi dimana-mana, perang, pertambahan penduduk yang pesat, dsb.
2.      Kelaparan yang disebabkan kurangnya persediaan makanan akibat kemarau panjang, perang, bencana alam, dsb.
3.      Kurangnya harta benda karena rendahnya pendapatan ditambah biaya kehidupan yang tinggi disebabkan harga yang kian melangit.
4.      Banyaknya kematian sebab wabah, taraf kehidupan yang masih rendah, dsb.
5.      Kurangnya buah-buahan, bahan makanan, yang disebabkan kemarau panjang, hama yang merajalela, dsb.
Masalah lingkungan dapat terjadi secara alamiah, dan juga dapat terjadi karena tindakan manusia.
  1. Masalah lingkungan yang bersifat alamiah, misalnya Gurun Pasir.
Kualitas hidup penghuninya rendah, karena kebutuhan dasarnya untuk hidup wajar tak terpenuhi, disebabkan kekurangan air, suhu udara yang tinggi, taufan debu dsb.
Karena itu kita harus berhati-hati, agar tanah kita yang subur tidak menjadi tandus, air yang melimpah tidak menjadi surut, udara yang segar tidak menjadi kotor. Sebab tidaklah mustahil penebangan hutan, dan juga pembabatan rumput yang berlebihan, tanpa adanya reboisasi akan mengakibatkan kurangnya curah hujan, tanah menjadi tandus, kering dan gersang yang memungkinkan terjadinya padang pasir yang baru.
  1. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh manusia.  
ظَهَرَ اْلفَسَادُفِى اْلبَرِّوَاْلبَحْرِ بِمَاكَسَنَتْ أَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعوْنَ
(الروم : ٤١)
Artinya: Nyatalah kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan oleh tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). (QS Ar Rum: 41)[3]
Pada zaman purba, kira-kira 6000 tahun yang lalu orang-orang di Mesopotamia (sekarang Irak), telah dapat mengalirkan sungai Tigris dan Euphrat. Dengan tekniknya yang tinggi mereka dapat mengairi beribu-ribu hektar tanah pertanian. Memang hal ini pada mulanya membawa kemakmuran dan kemajuan besar bagi negara-negaranya. Namun, lama-kelamaan hal ini juga membawa kehancuran, karena mereka tidak sadar bahwa negeri ini dulunya kering sehingga penguapan air dapat terjadi dengan cepat, sehingga kadar garam di tanah meningkat. Proses ini disebut proses salinisasi. Meningkatnya proses salinisasi ini, ditambah penanaman yang terus menerus tanpa adanya penyuburan tanah yang baru, menghancurkan kesuburan tanah dan hancurnya pertanian, yang berarti juga hancurnya negara itu. Mungkin peristiwa ini adalah masalah lingkungan hidup yang pertama kali dialami oleh manusia.[4]

B.     Bahaya yang Mengancam Kehidupan Ekologi
Suatu lingkungan hidup dapat terganggu oleh kerusakan atau perusakan. Kerusakan lingkungan bisa terjadi karena faktor-faktor alam seperti petir, musim kemarau yang panjang, banjir, erosi, gempa bumi, retak bumi, meletusnya gunung yang semuanya disebut bencana alam.
Makhluk hidup yang berada pada lingkungannya biasanya sudah adaptif terhadap komponen produsen, konsumen, maupun dekomposer. Apabila ada gangguan pada lingkungan akan menyebabkan pula gangguan pada makhluk hidup yang tinggal pada tempat tersebut. Akibatnya keseimbangan antara produsen, konsumen, dan dekomposer akan terganggu atau terputussama sekali. Gangguan ini diantaranya disebabkan oleh ”polusi”.
Macam-macam polusi dikelompokkan menjadi:
a.       Polusi Tanah
Polusi tanah dapat disebabkan oleh:
1)      Sampah (plastik, kaca, kaleng bekas, logam, dsb), kotoran dari manusia dan hewan. Sampah dapat menyebabkan tanah menjadi tandus karena tidak dapat diuraikan oleh dekomposer.
2)      Insektisida (bahan kimia untuk memberantas serangga) dari pertanian dan industri dapay membunuh konsumen, dan menurunkan kecepatan fotosintesis tumbuhan tingkat rendah.
3)      Sampah radioaktif dari reaktor atom dan bom atom, menyebabkan terjadinya mutasi pada organisme yang hidup.
b.      Polusi Air
Polusi air disebabkan oleh:
1)      Limbah cair, yang berasal dari industri dan rumah tangga. Air yang telah digunakan oleh minum, mencuci dan keperluan yang lain dibuang sebagai limbah cair. Limbah cair ini terdiri atas 95 %-99 % air dan sisanya berupa limbah organik. Dalam kondisi yang cukup banyak oksigen, materi organik dari limbah organik dirombak oleh bakteri dalam proses penbusukan, tetapi jika oksigen kurang akan menyebabkan kematian semua organisme aerob. Limbah cair juga mengandung komponen nitrogen yang akan terurai menjadi amonia dan nitrat sehingga populasi alga meningkat pesat (eutrofikasi)
2)      Pestisida, berasal dari pertanian. Pestisida merupakan racun kimia untuk membunuh hama, dapat berupa insektisida, fungisida, herbisida dan rodentisida. Contoh yang paling terkenal adalah Dichorodiphenyl trichlorethane (DTT). Jika limbah ini masug kesungai atau danau, maka DTT masug ke rantai makanan. Konsentrasi DTT akan meningkat pada setiap tingkatan trofik yang lebih tinggi. Pada burung pemakan ikan akan menghambat pembentukan cangkang telur bahkan menyebabkan burung menjadi infertil sehingga dapat menyebabkan populasi burung menurun. Pada manusia dapat menyebabkan kanker kulit.
3)      Minyak bumi, dari tumpahan kapal tanker. Tumpahan minyak ini menyebabkan kerusakan yang sangat luas pada kehidupan laut, misalnya kerang, terumbu karang dan ikan. Bahkan burung pemakan ikan sukar mencari makanan di laut.
4)      Sampah dan pupuk buatan, dari rumah tangga dan pertanian. Bahan ini mengakibatkan air banyak mengandung garam mineral sehingga menyebabkan terjadinya eutrofikasi.
c.       Polusi Udara
Polusi udara disebabkan oleh:
1)      Asap, yang berasal dari pembakaran rumah tangga, cerobong asap pabrik dan kendaraan bermotor. Jika terisap mengakibatkan peradangan pada saluran pernapasan, bronkitis, asma dan infeksi paru-paru yang lain. Asap juga menyebabkan menurunnya intensitas cahaya matahari sehingga terhadap proses fotosintesis, akhirnya dapat mempengaruhi rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Selain itu, asap juga berpengaruh terhadap masalah kesehatan, yaitu ketika udara dingin terperangkap di bawah lapisan udara panas akan membentuk smog (campuran asap dan kabut yang berwarna cokelat) yang dapat menyebabkan kematian.
2)      Karbon monoksida, dari pembakaran bahan bakar fosil. Karbon monoksida merupakan gas yang sangat beracun, tidak berwarna dan baunya tidak enak. Gas ini berikatan kuat dengan hemoglobin (Hb) sehingga menghalangi pengikatan oksigen dengan hemoglobin akibatnya ketersediaan oksigen dalam tubuh menurun. Jika konsentrasi karbon monoksida di udara lebih dari 100 ppm dapat mangakibatkan sakit kepala, kejang lambung dan kematian.
3)      Sulfur dioksida, berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan bersifat korosif. Sulfur menyebabkan iritasi pada mata dan kerusakan pada paru-paru. Sifat korosif menyebabkan bangunan, jembatan dan monumen menjadi rusak, serta memberikan kontribusi terjadinya hujan asam (dalam jangka waktu lama dapat membunuh lumut, menghancurkan hutan dan membunuh ikan)
4)      Timah, berasal dari sisa pembakaran kendaraan bermotor. Jika terisap dalam konsentrasi tinggi mengakibatkan kerusakan otak, keterbelakangan mental anak-anak, kelainan fungsi ginjal, kekejangan dan masalah pencernaan.
5)      Nitrogen oksida, berasal dari pembakaran bahan bakar pada temperatur tinggi, sisa pembakaran kendaraan bermotor, industri ketel uap dan pembangkit tenaga listrik. Nitrogen dioksida yang terlarut dalam air di udara dapat membentuk hujan asam.
6)      Karbon dioksida, yang berasal dari sisa respirasi sebanding yang diperlukan untuk fotosintesis. Sisa pembakaran benda organik dan anorganik, hasil dari dekomposisi dan beberapa proses yang lain yang menghasilkan karbon dioksida menunjukkan peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer sehingga menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca menyebabkan radiasi panas bumi terhalang sehingga panas tersebut kembali lagi ke bumi. Peristiwa ini dinamakan pemanasan global.
d.      Polusi Suara
Polusi suara disebabkan oleh bunyi pesawat terbang, kereta api, kendaraan bermotor, mesin pada pabrik yang dapat menyebabkan gangguan psikis bagi manusia.[5]


[1] Mansur, BA, Pandangan Islam terhadap Pengembangan dan Kelestarian Lingkungan Hidup(Jakarta: 1986), hal. 15.
[2]Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya, Jamunu, Jakarta, Cetakan pertama, 1965, Juz 4, hal. 110.
[3] Ibid, Juz 21, hal. 647.
[4] Ibid, hal. 16-17.
[5] Sawaldi, Biologi SMA kelas X semester 2 (Solo: 2006), hal. 69-71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar