I. PENDAHULUAN
Media merupakan komponen yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, dalam hal ini media digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (komunikator/guru/media) kepada penerima (komunikan/siswa) guna merangsang pikiran, perasaan, perhatian ataupun kemauan siswa sehingga nantinya akan mendorong terjadinya proses belajar. Media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerimanya, pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan sederhana dan bisa pula berupa media kompleks tetapi yang terpenting adalah media dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya, yaitu bahwa pebelajar harus sebanyak-banyaknya harus berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Dengan demikian penggunaan media sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai arti yang sangat penting. Selain melengkapi, memelihara dan memperkaya proses pembelajaran media berkedudukan untuk meningkatkan kegiatan akademik pebelajar.
Dengan dimanfaatkannya media secara maksimal, pemahaman tidak akan terbatas pada apa yang diperolehnya melalui kegiatan tatap muka tetapi akan mampu menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan terutama yang sesuai dengan bidang keahliannya.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Pemanfaata Media Pembelajaran ?
B. Bagaimana Penggunaan Media Pembelajaran ?
III. PEMBAHASAN
A. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Pola pemanfaatan media
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran. Berikut ini pola-pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemanfaatan media dalam situasi kelas ( classroom setting ).
Dalam tatanan ( setting ) ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatannya pun dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, yang meliputi tujuan, materi, dan strategi pembelajarannya.
2. Pemanfaatan media di luar situasi kelas.
Pemanfaatan media secara pembelajaran di luar situasi dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama :
a. Pemanfaatan secara bebas.
Pemanfaatan secara bebas adalah bahwa media itu digunakan tanpa control atau diawasi. Pembuatan program media mendistribusikan program media di masyarakat pemakai media, baik dengna cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas. Hal itu dilakukan dengan harapan media itu aka digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan tetentu.
Pemakaian media menggunakan media menurut kebutuhan masing-masing. Biasanya pemakai media menggunakannya secara perorangan. Dalam menggunakan media ini pemakai tidak dituntut untuk mencapai tingkat pemahaman tertentu. Mereka juga tidak diharapkan
untuk memberikan umpan balik kepada siapa pun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau ujian.
b. Pemanfaatan media secara terkontrol.
Pemanfaatan media secara terkontrol adalah bahwa media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik ( audience ) diorganisasikan dengan baik.
Biasanya sasaran didik diatur dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok diketuai oleh pemimpin kelompok dan disupervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dibahas atu ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya mereka dapat belajar dari media itu secara berkelompok atau secara perorangan. Anggota kelompok diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi maupun dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman, atau menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Hasil belajar mereka dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan evaluasi ini pembuat program media perlu menyediakan akat evaluasi tersebut. Pelksanaan evalusi dapat diatur oleh para tutor. Penilaian juga dapat dilakukan oleh tutor menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan oleh pembuat program.[1]
c. Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal.
1) Media dapat digunakan secara perorangan. Artinya, media itu digunakan oleh orang saja. Banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangna. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk pemanfaatan yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya dengan mandiri. Apabila di dalam suatu ruangan ada beberapa orang yang belajar menggunakan meda secara perorangan sebaikna masing-masing menempati karel sehinnga tidak saling menggangu. Karel adalah meja belajar yang disekat-sekat menjadi bagian kecil yang hanya cukup untuk duduk seorang. Tiap karel dilengkapi dengan perlengkapan media, seperti tape recorder, proyek-proyek film bingkai, earphone, layar kecil dan sebagainya.
2) Media dapat digunakan secara berkelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2 s/d 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9 s/d 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompok juga memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini biasanya ditujukan kepada pemimpin kelompok, tutor atau guru. Keuntungan belajar menggunakan media secara berkelompok adalah bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan :
a) Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengarnya.
b) Gambar atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok.
c) Perlu ada alat penyaji yang dapat memperkeras suara dan memperbesar gambar.
3) Media dapat juga digunakan secara masal. Orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media itu bersama-sama. Media yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televise, atau digunakan dalam ruang yang besar seperti film 35 mm.
Srategi Pemanfaatan
1. Persiapan sebelum menggunakan media.
Pertama-tama pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian kita ikuti petunjuk-petunjuk itu. Apabila pada petunjuk kita disarankan untuk membaca buku atau bahan belajar lain yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, seyogyanya hal tersebut akan memudahkan kita dalam belajar dengan media itu.
Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya. Peralatan media perlu ditempatkan dengan baik sehingga kita dapat melihat atau mendengar programnya dengan enak.
2. Kegiatan selama menggunakan media.
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media adalah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu perhatian dan konsentrasi harus dihindarkan. Jika menulis atau membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal tersebut tidak mengganggu konsentarsi. Ada kemungkinanselama sajian media berjalan, kita diminta melakukan sesuatu, misalnya menunjuk gambar, membuat garis, menjawab pertanyaan dan sebagainya. Perintah-perintah itu sebaiknya dijalankan dengan tenang, jangan sampai mengganggu teman lain.
3. Kegiatan tindak lanjut.
Maksud kegiatn tindak lanjut disini adalah untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai. Selain itu untuk memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui media bersangkutan.[2]
B. Penggunaan Media Pembelajaran
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. AECT (1979) mengartikan media sebagai salah satu bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi / pesan. Secara sederhana apa yang dimaksud dengan media dapat dikelompokkan dalam dua pengertian. Pengertian pertama dikatakan bahwa media adalah segala yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau memperjelas pesan pembelajaran dan pengertian yang kedua adalah media yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan atau kompetensi pembelajaran tertentu.
Seorang guru harus pandai memilih media yang nantinya akan digunakan untuk membantunya dalam menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membuat hambatan atau gangguan yang terjadi dapat dihindari. Terdapat banyak sekali hambatan atau gangguan yang terjadi dalam proses pembelajaran seperti verbalisme, kekacauan penafsiran atau salah tafsir, pusat perhatian yang kurang ( bisa terjadi karena ada gangguan kesehatan atau penyampaian bahan pelajaran yang membosankan), tidak ada tanggapan, keadaan fisik yang mengganggu (bisa terjadi karena kurangnya ventilasi, pengaturan tempat duduk yang kurang tepat atupun penggunaan media yang kurang tepat.[3]
Penggunaan media pembelajaran yang akan dibahas ini mrngikuti taksonomi Leshin dan kawan-kawan, antara lain:
1. Media berbasis manusia
Media berbasis manusia mengajajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Untuk rancangan yang berpusat masalah langkah-langkahnya antara lain:
a. Merumuskan masalah yang relevan
b. Mengindentifikasi pengetahuan dan keterampilan terkait untuk memecahkan masalah.
c. Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterrapkan untuk pemecahana masalah.
d. Tuntun eksplorasi siswa.
e. Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan.
f. Nilailah pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
Adapun teknik bertanya ala Socrates penekanannya adalah pada penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui pertanya-pertanyaan pancingan. Lankgkah-langkah teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Mengindifikasi pertanyaan heuristik yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan atau tugas mereka.
b. Memulai dengan diskusi dengan kelompok besar sebagai pembahasan eksplorasi, kemudia mengkelompokan kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan yang muncul pada pembahasan kelompok besar.
c. Menentukan apakah siswa harus belajar bersama-sama dalam kelomok, perorangan, seorang demi seorang atau secara bebas.[4]
2. Media berbasis cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks bebasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong. Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak.
3. Media berbasis visual
Media pembelajaran berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa:
a. Gambar representasi seperti gamabar lukisan atau foto yang menunjukan bagaimana tampaknya suatu benda.
b. Diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan struktur isi materi.
c. Peta yang menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi.
d. Grafik seperti tabel, grafik dan bagan yang menyajikan gambaran atau kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka.[5]
4. Media berbasis audio visual
Media pembelajaran berbasis audio-visual merupakan penggabukan media visual dengan menggunakan suara (audio). Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntunbagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana vidio menggambarkan materi pelajaran.
5. Media berbasis komputer
Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.
Secara umum, penggunaan komputer sebagai media pembelajaran mengikuti proses pembelajaran berikut ini:
a. Merencnakan, mengatur, mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
b. Mengevaluasi siswa (tes)
c. Mengumpulkan data mengenai siswa.
d. Malakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.
e. Membuat cacatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perorangan).[6]
Media merupakan komponen yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, dalam hal ini media digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (komunikator/guru/media) kepada penerima (komunikan/siswa) guna merangsang pikiran, perasaan, perhatian ataupun kemauan siswa sehingga nantinya akan mendorong terjadinya proses belajar. Media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerimanya, pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan sederhana dan bisa pula berupa media kompleks tetapi yang terpenting adalah media dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya, yaitu bahwa pebelajar harus sebanyak-banyaknya harus berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Dengan demikian penggunaan media sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai arti yang sangat penting. Selain melengkapi, memelihara dan memperkaya proses pembelajaran media berkedudukan untuk meningkatkan kegiatan akademik pebelajar.
Dengan dimanfaatkannya media secara maksimal, pemahaman tidak akan terbatas pada apa yang diperolehnya melalui kegiatan tatap muka tetapi akan mampu menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan terutama yang sesuai dengan bidang keahliannya.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Pemanfaata Media Pembelajaran ?
B. Bagaimana Penggunaan Media Pembelajaran ?
III. PEMBAHASAN
A. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Pola pemanfaatan media
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran. Berikut ini pola-pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemanfaatan media dalam situasi kelas ( classroom setting ).
Dalam tatanan ( setting ) ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatannya pun dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, yang meliputi tujuan, materi, dan strategi pembelajarannya.
2. Pemanfaatan media di luar situasi kelas.
Pemanfaatan media secara pembelajaran di luar situasi dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama :
a. Pemanfaatan secara bebas.
Pemanfaatan secara bebas adalah bahwa media itu digunakan tanpa control atau diawasi. Pembuatan program media mendistribusikan program media di masyarakat pemakai media, baik dengna cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas. Hal itu dilakukan dengan harapan media itu aka digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan tetentu.
Pemakaian media menggunakan media menurut kebutuhan masing-masing. Biasanya pemakai media menggunakannya secara perorangan. Dalam menggunakan media ini pemakai tidak dituntut untuk mencapai tingkat pemahaman tertentu. Mereka juga tidak diharapkan
untuk memberikan umpan balik kepada siapa pun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau ujian.
b. Pemanfaatan media secara terkontrol.
Pemanfaatan media secara terkontrol adalah bahwa media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik ( audience ) diorganisasikan dengan baik.
Biasanya sasaran didik diatur dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok diketuai oleh pemimpin kelompok dan disupervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dibahas atu ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya mereka dapat belajar dari media itu secara berkelompok atau secara perorangan. Anggota kelompok diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi maupun dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman, atau menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Hasil belajar mereka dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan evaluasi ini pembuat program media perlu menyediakan akat evaluasi tersebut. Pelksanaan evalusi dapat diatur oleh para tutor. Penilaian juga dapat dilakukan oleh tutor menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan oleh pembuat program.[1]
c. Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal.
1) Media dapat digunakan secara perorangan. Artinya, media itu digunakan oleh orang saja. Banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangna. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk pemanfaatan yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya dengan mandiri. Apabila di dalam suatu ruangan ada beberapa orang yang belajar menggunakan meda secara perorangan sebaikna masing-masing menempati karel sehinnga tidak saling menggangu. Karel adalah meja belajar yang disekat-sekat menjadi bagian kecil yang hanya cukup untuk duduk seorang. Tiap karel dilengkapi dengan perlengkapan media, seperti tape recorder, proyek-proyek film bingkai, earphone, layar kecil dan sebagainya.
2) Media dapat digunakan secara berkelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2 s/d 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9 s/d 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompok juga memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini biasanya ditujukan kepada pemimpin kelompok, tutor atau guru. Keuntungan belajar menggunakan media secara berkelompok adalah bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan :
a) Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengarnya.
b) Gambar atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok.
c) Perlu ada alat penyaji yang dapat memperkeras suara dan memperbesar gambar.
3) Media dapat juga digunakan secara masal. Orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media itu bersama-sama. Media yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televise, atau digunakan dalam ruang yang besar seperti film 35 mm.
Srategi Pemanfaatan
1. Persiapan sebelum menggunakan media.
Pertama-tama pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian kita ikuti petunjuk-petunjuk itu. Apabila pada petunjuk kita disarankan untuk membaca buku atau bahan belajar lain yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, seyogyanya hal tersebut akan memudahkan kita dalam belajar dengan media itu.
Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya. Peralatan media perlu ditempatkan dengan baik sehingga kita dapat melihat atau mendengar programnya dengan enak.
2. Kegiatan selama menggunakan media.
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media adalah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu perhatian dan konsentrasi harus dihindarkan. Jika menulis atau membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal tersebut tidak mengganggu konsentarsi. Ada kemungkinanselama sajian media berjalan, kita diminta melakukan sesuatu, misalnya menunjuk gambar, membuat garis, menjawab pertanyaan dan sebagainya. Perintah-perintah itu sebaiknya dijalankan dengan tenang, jangan sampai mengganggu teman lain.
3. Kegiatan tindak lanjut.
Maksud kegiatn tindak lanjut disini adalah untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai. Selain itu untuk memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui media bersangkutan.[2]
B. Penggunaan Media Pembelajaran
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. AECT (1979) mengartikan media sebagai salah satu bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi / pesan. Secara sederhana apa yang dimaksud dengan media dapat dikelompokkan dalam dua pengertian. Pengertian pertama dikatakan bahwa media adalah segala yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau memperjelas pesan pembelajaran dan pengertian yang kedua adalah media yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan atau kompetensi pembelajaran tertentu.
Seorang guru harus pandai memilih media yang nantinya akan digunakan untuk membantunya dalam menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membuat hambatan atau gangguan yang terjadi dapat dihindari. Terdapat banyak sekali hambatan atau gangguan yang terjadi dalam proses pembelajaran seperti verbalisme, kekacauan penafsiran atau salah tafsir, pusat perhatian yang kurang ( bisa terjadi karena ada gangguan kesehatan atau penyampaian bahan pelajaran yang membosankan), tidak ada tanggapan, keadaan fisik yang mengganggu (bisa terjadi karena kurangnya ventilasi, pengaturan tempat duduk yang kurang tepat atupun penggunaan media yang kurang tepat.[3]
Penggunaan media pembelajaran yang akan dibahas ini mrngikuti taksonomi Leshin dan kawan-kawan, antara lain:
1. Media berbasis manusia
Media berbasis manusia mengajajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Untuk rancangan yang berpusat masalah langkah-langkahnya antara lain:
a. Merumuskan masalah yang relevan
b. Mengindentifikasi pengetahuan dan keterampilan terkait untuk memecahkan masalah.
c. Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterrapkan untuk pemecahana masalah.
d. Tuntun eksplorasi siswa.
e. Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan.
f. Nilailah pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
Adapun teknik bertanya ala Socrates penekanannya adalah pada penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui pertanya-pertanyaan pancingan. Lankgkah-langkah teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Mengindifikasi pertanyaan heuristik yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan atau tugas mereka.
b. Memulai dengan diskusi dengan kelompok besar sebagai pembahasan eksplorasi, kemudia mengkelompokan kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan yang muncul pada pembahasan kelompok besar.
c. Menentukan apakah siswa harus belajar bersama-sama dalam kelomok, perorangan, seorang demi seorang atau secara bebas.[4]
2. Media berbasis cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks bebasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong. Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak.
3. Media berbasis visual
Media pembelajaran berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa:
a. Gambar representasi seperti gamabar lukisan atau foto yang menunjukan bagaimana tampaknya suatu benda.
b. Diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan struktur isi materi.
c. Peta yang menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi.
d. Grafik seperti tabel, grafik dan bagan yang menyajikan gambaran atau kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka.[5]
4. Media berbasis audio visual
Media pembelajaran berbasis audio-visual merupakan penggabukan media visual dengan menggunakan suara (audio). Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntunbagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana vidio menggambarkan materi pelajaran.
5. Media berbasis komputer
Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.
Secara umum, penggunaan komputer sebagai media pembelajaran mengikuti proses pembelajaran berikut ini:
a. Merencnakan, mengatur, mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
b. Mengevaluasi siswa (tes)
c. Mengumpulkan data mengenai siswa.
d. Malakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.
e. Membuat cacatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perorangan).[6]
[1] Sadiman, Arief, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya, cet.V, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.hlm 189-192
[2] Sadiman, Arief, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya, cet.V, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002 hlm.195-200
[3] Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta : Teras, 2009), Hlm. 110.
[4] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2011 ), hlm. 92.
[5] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran..., hlm. 85-89.
[6] Cecep Kustandi dn Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran..., hlm. 94-96.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar