Rabu, 17 Juli 2013

ALI BIN ISA AHLI PENGOBATAN PENYAKIT MATA

Banyaknya penemuan pada era sekarang ini memang tidak diragukan lagi merupakan salah satu tingkat lanjutan dari penemuan-penemuan pada zaman peradaban islam dahulu yang sangat berpengaruh pada sains di zaman ini. Tapi sungguh ironi, sekarang ini banyak masyarakat umum bahkan masyarakat islam pun juga beranggapan bahwa banyaknya penemuan-penemuan yang telah dapat diakses di era modern seperti sekarang ini, itu semua hasil karya dari Negara Barat atau orang nasrani. Hal tersebut sangatlah bertolak belakang dengan fakta lapangan yang ada. Karena pada saat peradaban islamlah di situlah awal dari semua penemuan yang bersejarah dan sangat bisa dirasakan manfaatnya sampai sekarang. Inilah yang menjadi masa keemasan islam karena bagaimana islam mempengaruhi sains.

Begitu banyak ilmuan muslim perintis sains modern yang pantas dijadikan panutan. Namun tak sedikit pula  ilmuan nasrani yang  mengaku- ngaku sebagai penemu dari berbagai bidang sains. Hal inilah yang perlu diluruskan kebenarannya di mata masyarakat dunia bahkan perlu pemikiran yang lebih spesifik untuk para masyarakat islam sekarang ini, bahwa masyarakat islam bukanlah masyarakat yang bodoh, kolot bahkan tidak menerima kemajuan zaman. Buktinya dari sosok-sosok ilmuan muslim itulah masa kejayaan islam telah ditunjukkan dengan keeksistensiannya dari banyak ilmuan muslim yang pemikiran dan dedikasinya masih sangat dibutuhkan sampai sekarang dan yang sungguh luar biasa dahsyat jasanya dalam merintis beragam jenis sains modern. Oleh sebab itu, harapan kita bersama agar mata kita bisa lebih terbuka akan kedahsyatan sumbangsih para ilmuan muslim itu terhadap berbagai ragam bidang sains. Dengan membaca figure dan sumbangsih mereka, sungguh dunia Barat berutang budi pada para ilmuan muslim kita, mulai dari seni-budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga kesehatan. Begitu banyak ilmuan muslim yang sangat jenius, inspirasional, dan menakjubkan kiprahnya. Mulai dari sosok Jabir Ibnu Hayyan (perintis teori molekul), Al-Khawarizmi (peletak dasar alogaritma dan penemu angka nol), Al-Farghani (perintis astronomi modern), Al-Jazari (bapak ilmu teknik modern), Ibnu Sina (dokter terhebat dalam sejarah islam), Al-Dinwari (bapak botani islam) hingga Ali Bin Isa (ahli pengobatan penyakit mata).
Ali Ibnu Isa adalah seorang dokter spesialis mata yang paling terkenal di kalangan para dokter mata muslim di era kejayaan islam. Beliau hidup di Baghdad sekitar abad 10-11 M. Pencapaiannya adalah menulis kitab tentang pengobatan mata yang amat terkenal yang berjudul Tadzkiratul-Kahhalen (catatan ahli mata). Inilah buku terbaik dan paling lengkap yang ditulis pada abad ke-10M yang mengupas mengenai beragam penyakit mata. Masterpiece  beliau begitu penting hingga di terjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Hirschberg dan Lippert pada 1904. Selain itu, kitab fenomenal ini juga telah dialih-bahasakan ke dalam bahasa Inggris oleh Casey Wood pada tahun 1936.

Kitab yang ditulis Isa juga pernah menjadi buku teks rujukan bagi para ophthalmologist (pakar ilmu pengobatan mata) lain selama berabad-abad. Sebelum diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Jerman, kitab Tadzkiratul-Kahhalen  awalnya dialih-bahasakan ke dalam bahasa Persia. Setelah itu, baru tahun 1497, kitab itu diterjemahkan ke bahasa latin. Isa juga menulis kitab yang paling terkenal pada tahun 1000 M yang berjudul Memorial of Ophthalmology. Bukunya ini juga masih seringkali dijadikan bahan rujukan di dunia modern.

Bercermin pada fakta yang ada, sungguh kita sebagai penerus islam harus berbangga hati dan harus bisa mengembangkan penemuan-penemuan dari para ilmuan muslim agar penemun-penemuan tersebut tidak lagi diadopsi dan dikembangkan oleh masyarakat Barat hingga saat ini. Sungguh, dunia Barat berutang budi pada peradaban islam awal dalam hal perkembangan seni, budaya dan terutama ilmu pengetahuan dan teknologi. Pencapaian yang tinggi di bidang-bidang tersebut menunjukkan betapa masyarakat muslim telah mencapai peradaban yang sangat tinggi di masa lalu. Dan tidak menutup kemungkinan kita sekarang juga mampu menyumbangkan karya-karya baru untuk islam. Islam yang rohmatan lil’alamin menjunjung tinggi ilmu pengetahuan sebagai upaya peningkatan martabat manusia dari makhluk lain. Anugerah otak yang luar biasa dahsyatnya tak boleh kita sia-siakan. Berkarya dan terus berkaryalah wahai pemuda islam!!! Buat sejarah baru demi kemajuan agama Muhammad!!!.[yessi]

NB: Silahkan kirim komentar di kammiiainwalisongo.wordpress.com
By: Kastrat KAMMI IAIN Walisongo Semarang           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar