Rabu, 23 Mei 2012

TEORI KURIKULUM


TEORI KURIKULUM

A. Pengerian Teori

            Teori merupakan suatu set atau system pernyataan(a set of statement) yang menjelaskan serangkaian hal ketidaksepakatannya terletak pada karakterristik pernyataan tersebut. Ada tiga kelompok karakteristik utama system pernyataan suatu teori. Pertama, pernyataan suatu teori bersifat memadukan(unifying statement) Kedua,pernyataan tersebut berisi kaidah-kaidah umum (universal preposition). Ketiga, pernyataan bersifat meramalkan (predictive statement). Kaplan (1964,hlm.295). Teori menjelaskan suatu kejadian. Kejadian ini bias sangat luas atau sangat sempit. Suatu kejadian yang dijelaskan oleh suatu teori menunjukkan suatu set yang universal. Set universal ini terbentuk oleh tiga bagian. Bagian pertama,kejadian yang diketahui,yang dinyatakan sebagai fakta,hukum,atau prinsip. Bagian kedua yang dinyatakan sebagai asumsi,proposisi, dan postulat. Bagian ketiga adalah bagian dari set universal atau bagian dari keseluruhan yang belum diketahui.


1.      Fungsi Teori
Ada tiga fungsi teori yang sudah disepakati para ilmuwan yaitu:
(1) mendeskripsikan,(2) menjelaskan,dan (3)memprediksi. Fungsi yang lebih besar dari suatu teori adalah melahirkan teori baru.
Mouly (1970,hlm.70-71) mengemukakan cirri-ciri suatu teori yang baik,yaitu:
  1. A theoretical system must permit deduction which be tested empirically
  2. A theory must be compatible both with observation and with previously validated theories,
  3. Theories must be stated in simple term, thet theory is best which explains the most in the simplest form,
  4. Scientific theories must be based on empirical facts and relationships.


B. Teori Pendidikan 

            Boyles,(1959) menyatakan bahwa teori pendidikan di Amerika Serikat berada dalam a state of suspended animation, penggambarannya masih tertangguhkan. Masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk menampilkan dengan jelas teori pendidikn ini. Menurut Beaucham (1975,hlm.34),teori  pendidikan akan atau dapat berkembang. Tetapi perkembangnnya pertama-tama dimulai pada sub-subteorinya. Yang menjadi subteori dari teori pendidikan adalah teori-teori dalam kurikulum pengajaran,evaluasi,bimbingan-konseling, dan administrasi pendidikan. Hugh C. Black dalam bukunya A Four-fold Classification of Education Theories(1966) mengemukakan empat teori pendidikan, yaitu teori tradisional,teori progresif,teori hasil belajar, dan teori proses belajar. Teori tradisional menekankan fungsi pendidikan sebagai pemelihara dan penerus warisan budaya,teori progresif memandang pendidikan sebagai penggali potensi anak-anak,dalam teori ini anak menempati kedudukan sentral dalam pendidikan. Teori hasil belajar sesuai dengan namanya mengutamakan hasil,sedangkan teori proses belajar mengutamakan proses belajar.
Enam teori pendidikan (menurut Brouner)

Teori
Metode
Pandangan terhadap anak
Penekanan dalam pendidikan
Monitorial method
Orielland memorization
Trainable beast
Obedience
Object teaching
Handling things
Flower to be cultivated
Discoverer



Herbartianism
Five steps
Social embryo to be molded
Will power



Child study
Self expression
Potential artist
Sensivity



Experimentalism
Problem solving
Responsible rebel
Involvement



Curent academic emphasis
New technology
Greatest natural resours
Mastery




March Beth dalam buku Education as a Dicipline (1965) menegaskan bahwa pendidikan adalah suatu disiplin. Ia menolak pandangan bahwa pendidikan hanyalah aplikasi dari disiplin-disiplin lain. Pendidikan adalah suatu bidang studi (suatu disiplin) dalam bidangnya. Studi tentang pendidikan merupakan suatu kajian tentang bagaiman cara atau model-model inquiri disusun,digunakan,dikembangkan,dan disusun kembali. Lebih jauh berisi kajian tentang model-model yang cocok pada suatu tempat,serta syarat-syarat yang diperlukan bagi pelaksanaan model tersebut. Menurut Beth,study tentang pendidikan mencakup hal-hal sebagai berikut:
  1. sejarah tentang teori dan model-model pendidikan.
  2. prinsip-prinsip dan prosedur analisis dari model-model pendidikan.
  3. studi tentang fungsi dari model-model yang ada,sebagai bahan alat untuk mempelajari dan mengembangkannya.
  4. studi lebih mendalam tentang variasi model, bagaimana penerapannya dalam berbagai tingkat sekolah dan berbagai jenis mata pelajaran.
  5. pelaksanaan model sesuai dengan kondisi waktu,kemampuan pelaksana,serta fasiliatsi yang ada.









C. Teori Kurikulum

            Konseep-konsep teori kurikulum yaitu sebagai suatu perangkatt pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsure-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum.Bahan penyajian dari teori kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan penetuan keputusan, penggunaan,perencanaan,pengembangan,evaluasi kurikulum, dan lain-lain.

  1. Konsep Kurikulum
Ada tiga konsep tentang kurikulum,kurikulum sebagai substansi,
Sebagai system,dan sebagai bidang studi. Konsep pertama,kurikulum sebagai substansi,suatu kurikulum dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Konsep kedua,adalah kurikulum sebagai suatu system, yaitu suatu system kurikulum. System kurikulum merupakan bagian dari system persekolahan, system pendidikan, bahkan system masyarakat. Suatu system kurikulum mencakup system personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum,melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Konsep ketiga,kurikulumm sebagain sebagai bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan system kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum.

  1. Perkembangan teori kurikulum
Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan
Charless dan McMurry, tetapi secara definitive berawal dari hasil karya Frankin Babbit tahun 1918. Bobbit sering dipandang sebagai ahli kurikulum Yng pertama, ia perintis pengembangan praktek kurikulum. Menurut Bobbit teori kurikulum itu sederhana,yaitu kehidupan manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama terbentuk oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Pendidikan berupa mempersiapkan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Mulai tahun 1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada  anak(child centered). Teori kurikulum berubah dari yang menekankan pada organisasi isi yang diarahkan pada kehidupan sebagai orang dewasa (Bobbit dan Charles) kepaada kehidupan psikologis anak pada saat inii. Anak menjadi pusat perhatian pendidikan. Perkembangan teori kurikulum selanjutnya di bawakan oleh Hollis Dasweel. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang kurikulum di beberapa negara di bagian Amerika Serikat. Ia mengembangkan kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan. Maka Caswell mengembangkan kurikulumyang bersifat interaktif. Dalam pengembangan kurikulumnya, Caswell  menekankan pada partisipasi guru-guru berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan stuktur organisasi dari penysusun kurikulum, dalam merumuskan pengertian kurikulum,merumuskan tujuan, memilih isi, menetukan kegiatan belajar, desain kurikulum,menilai hasil. Pada tahun 1947 di Univertas Chicago berlangsung diskusi besar pertama tentang kurikulum. Sebagai hasil diskusi tersebut dirumuskan tiga tugas utama teori kurikulum:(1) mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang mendasarinya,(2) menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur yang mendukungnnya,(3) mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa yang akan datang untuk memecahkan masalah tersebut. Ralph W.Tylor (1949) mengemukakan empat pertanyaan pokok yang menjadi inti kajian kurikulum:
  1. Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?
  2. pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?
  3. bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif?
  4. bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?  



  1. Sumber pengembangan kurikulum
Pengembang kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan
orang dewasa, karena sekolah mempersiapkan anak nagi kehidupan orang dewasa,kurikulum terutama isi kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Dalam pengembangan selanjutnya, sumber ini menjadi luas meliputi semua unsure kebudayaan. Manusia adalah makhluk yang bebudaya, hidup dalam lingkungan budaya, dan turut mrnciptakan budaya. Sumber lain penyusunan kurikulum adalah anak. Dalam pendidikan atau pengajaran, yang belajar adalah anak. Pendidikan atau pengajaran bukan memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan potensi-potensi yang telah ada pada anak. Ada tiga pendekatan terhadap anak sebagai sumber kurikulum, yaitu kebutuhan siswa, perkembangan siswa, dan minat siswa. Beberapa pengembang kurikulum mendasarkan penentuan kurikulum pada pengalaman-pengalaman penyusunan kurikulum yang lalu. Pengalaman pengembangan kurikulum yang lalu menjadi sumber penyusunan kurikulum kemudian. Hal lain yang menjadi sumber penyusunan kurikulum adalah nilai-nilai. Beauchamp menegaskan bahwa nilai dapat merupakan sumber penemuan keputusan yang dinamis. Terakhir yang menjadi sumber penentuan kurikulum adalah kekuasaan sosial-politik. Di Amerika Serikat pemegang kekuasaan social-politik yang menentukan kebijaksanaan dalam kurikulum adalah board of education local yang mewakili negara bagian. Di Indonesia, pemegang kekuasaan social-politik dalam penentuan kurikulum adalah Mentri Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam pelaksanaannya dilimpahkan kepada Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah serta Dirjen Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Balitbangdikdub.

  1. Desain dan rekayasa kurikulum
Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta
proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsure-unsur dan kurikulum, hubungan antara satu unsure dengan unsure lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya. Dalam desain kurikulum, ada dua dimensi penting, yaitu: (1) substansi, unsure-unsur serta organisasi dari dokumen tertulis kurikulum,(2) model pengorganisasian dan bagian-bagian kurikulum terutama organisasi dan proses pengajaran. Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum: Pertama, ketentuan-ketentuan, tentang bagaimana penggunaan kurikulum serta bagaimana mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan masukan dari pengalaman, kedua, kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk desainnya maupun system pelaksanaannya.
            Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses memungkinkan kurikulum disekolah, upaya-upaya yang perlu dilakukan para pengelola kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi sebaik-baiknya. Pengelola kurikulum disekolah terdiri dari: para pengawas/penilik dan kepala sekolah sedangkan pada tingkat pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para Kasubdit/Kepala Bagian Kurikulum di Direktorat. Seluruh system rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima hal, yaitu (1) arena atau lingkup tempat dilaksanakannya berbagai proses rekayasa kurikulum, (2) keterlebatan orang-orang dalam proses kurikulum, (3) tugas-tugas dan prosedur perencanaan kurikulum, (4) tugas-tugas dan prosedur implementasi kurikulum, dan (5) tugas-tugas dan prosedur evaluasi kurikulum.





untuk melengkapi perpustakaan makalah silahkan klik download dibawah ini
semoga bermanfaat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar