PENGERTIAN PENDIDIKAN
1. pengertian Pendidikan
Repert C. Lodge dalam Philosophi of educatios (1974 :23) menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Anak mendidik orang tuanya, murid mendidik gurunya, anjing mendidik tuannya. Dalam pengertian yang luas ini kehidupan adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan itu.
Kegiatan pendidikan amat banyak macamnya, antara lain di sebabkan beraneka ragamnya kepribadian yang harus di bina oleh pendidikan. Joe Park umpamanya, merumuskan pendidikan sebagai Tearth of proces of inforting or at cuating knot ledge an habith trough instruktion as study, dalam definisi ini tekanan kegiatan pendidikan di letakkan pada pengajaran, sedangkan segi kepribadian yang di bina adalah aspek kognitif dan kebiasaan.
Theodore Mayor Grenne mengajukan definisi pendidikan yang sangat umum : pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna. Alferd North menyusun definisi pendidikan yang menekan segi keterampilan menggunakan pengetahuan, sehingga cakupan pendidikan baginya sempit saja.
Konferensi Internasional tentang pendidikan Islam yang pertama (1977) ternyata tidak juga berhasil menyusun definisi pendidikan yang dapat di sepakati mereka (al-Attas 1979 :157) jadi sangatlah tidak mungkin membuat suatu definisi pendidikan yang singkat tetapi mencakup daerah binaan yang luas itu. Ali khalik Abu al-Aynayni (1980 : 147) menyetujui kesimpulan ini.
Definisi pendidikan yang mungkin di rumuskan adalah definisi pendidikan dalam arti sempit. Menurut Ladge (1974 : 23) secara sempit pendidikan atau pendidikan di sekolah : jadi pendidikan atau pendidikan formal. Marimba misalnya (1974 : 14), mendefinisikan pendidik sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar atau pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Definisi ini tidak mencakup usaha pendidikan yang dilakukan oleh diri sendiri.
Sedangkan definisi pendidikan yang mencakup itu di perlukan agaknya rumusan ini dapat di tawarkan. Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Definisi ini mencakup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru (pendidik), mencakup pendidikan formal maupun nonformal serta informal. Segi yang di bina untuk pendidikan dalam definisi ini atau seluruh aspek kepribadian.
Pengertian Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam
Sebelum tiba pada pembahasan pokok Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, sebaiknya pengertian metodik khusus pendidikan agama islam tersebut di bacakan lebih dahulu. Pemahaman yang agak memadai tentang istilah itu akan banyak membantu kita memahami teori-teori yang di bicarakan di dalam ilmu ini
Didaktik ialah ilmu menanamkan pengetahuan kepada seseorang dengan cara yang tersingkat dan tertepat (De Queljo, 1962 : 12). Menanamkan pengetahuan serta kecakapan dengan cepat dan tepat yang dibicarakan dalam Didaktik. Yang dibicarakan ialah teori-teorinya. Seseorang guru di katakan menguasai ilmu didaktik bila mampu mengajar cepat dan tepat.
Mengajar cepat maksudnya ialah kesanggupan menyelesaikan bahan pengajaran pada waktunya jika hanya cepat yang diperlukan guru dapat saja menyelesaikan bahan pengajaran lebih cepat dari waktunya. Tang dimaksud tepat ialah bahan pengajaran benar-benar menjadi milik murid. Agar dapat mengajar cepat dan tepat guru harus menguasai berbagai teori mengajar.
Karena didaktik telah amat berkembang maka didaktik bagi mula-mula menjadi didaktik umum dan didaktik khusus (metodik). Didaktik umum atau ilmu yang membicarakan asas-asas mengajar cepat dan tepat. Ada dua hal pokok yang dibicarakan di dalam didaktik umum yaitu :
- Masalah minat dan perhatian
- Masalah kerja sendiri rohani dan jasmani
Suatu kegiatan belajar mengajar akan berhasil antara lain bila siswa aktif menjadi pelaku kegiatan tersebut. Didaktik umum memberikan teori-teori tentang cara menimbulkan minat tersebut. Selain itu didaktik umum juga membicarakan cara menjaga perhatian yang gampang sekali berpindah, terputus, atau hilang itu.
Didaktik khusus atau metodik sering disebut didaktik praktis, didaktik khusus kurang tepat karena pembahasan yang dilakukannya ternyata tidak khusus. Metodik dibagi dua lagi.
- Metodik Umum
- Metodik Khusus
Metodik Umum ialah ilmu yang membicarakan metode-metode mengajar pada umumnya. Sedangkan Metodik Khusus ialah ilmu yang membicarakan teori-teori membuat leson plan. Teori-teori dibicarakan dalam Metodik Khusus dapat diturunkan ke dalam teori-teori metodik khusus pengajaran bahasa inggris, metodik khusus pengajaran matematika, metodik khusus pendidikan Agama.
Memahami Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan yang luas itu dianalisis sampai ke tingkat operasional khusus. Tujuan pendidikan inilah yang disebut tujuan instruksional khusus (TIK).
ü Tujuan Pendidikan Umum
Ciri-ciri manusia baik itu secara umum dapat dibagi tiga
1. Badan sehat, kuat, serta mempunyai keterampilan (aspek jasmani)
2. Pikiran cerdas serta pandai (aspek akal)
3. Hati berkembang dengan baik (rasa, kalbu, rohani)
Dari tiga pokok ini muncullah tiga segi utama pembinaan pendidik yaitu :
1. Pembinaan jasmani, kesehatan, keterampilan
2. Pembinaan akal (daerah kognitif)
3. Pembinaan hati (daerah efektif)
ü Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut pandangan hidup (filsafat atau Agama) oleh bangsa itu.
Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia menggambarkan kualitas manusia yang baik menurut pandangan bangsa Indonesia .
Tujuan Pendidikan Nasional pada hakikatnya atau kualifikasi umum yang di terapkan telah dimiliki oleh setiap anak didik yang telah menyelesaikan sesuatu program pendidikan. Kualifikasi yang maksimal barang kali di harapkan di miliki oleh mereka yang sempat menamatkan pendidikan tingkat tinggi.
ü Tujuan Institusional
Tujuan Institusional ialah tujuan pendidikan yang hendak di capai melalui tingkat dan jenis pendidikan tertentu misalnya tujuan pendidikan sekolah dasar (SD), tujuan pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) dan lain-lain.
Tujuan Institusional ini diturunkan dari tujuan pendidikan nasional tadi di sesuaikan dengan tingkat dan jenis lembaga (Institusi) pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan pada tingkat Institusional tidak mungkin dan tidak boleh menyimpang dari tujuan pendidikan pada tingkat nasional, sama halnya dengan tujuan pendidikan nasional tidak akan menyimpang dari tujuan pendidikan Universal.
Tujuan Institusional merupakan kualifikasi umum yang di harapkan telah di miliki murid yang telah menyelesaikan tingkat atau jenis pendidikan tertentu. Ini berarti seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan tingkat SD harus telah memiliki semua ciri manusia yang baik menurut bangsa Indonesia pada tingkat dasar.
ü Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler ialah Tujuan pendidikan yang harus di capai oleh bidang studi. Di dalam buku kurikulum SMP 1975 di sebutkan bahwa tujuan umum pendidikan SMP ada 3 buah, sebagaimana telah ditulis dijabarkan ke dalam 33 buah tujuan khusus pendidikan SMP, 30 buah tujuan khusus harus di capai melalui pendidikan 9 buah bidang studi (Bidang Kurikuler) yaitu :
- Bidang Studi Agama
- Bidang Studi Moral Pancasila
- Bidang Studi Olah Raga dan Kesehatan
- Bidang Studi Kesenian
- Bidang Studi Bahasa
- Bidang Studi IPS
- Bidang Studi Matematika
- Bidang Studi IPA
- Bidang Studi Keterampilan
Isi 9 bidang studi itulah yang merupakan materi pokok kegiatan interaksi sehari-hari selam tiga tahun di SMP dalam rangka merealisasikan 30 buah tujuan khusus pendidikan SMP.
ü Tujuan Instruksional Umum
Tujuan pendidikan tingkat ke lima ini merupakan penjabaran tujuan pendidikan tingkat ke empat atau tujuan kurikuler. Tujuan penjabaran yang berkali-kali ini pada dasarnya ialah agar rumusan ciri-ciri tujuan pendidikan tersebut menjadi khusus dan operasional, sebab pada dasarnya tujuan pendidikan hanya dapat di capai bila tujuan itu dirumuskan ke dalam rumusan yang khusus dan operasional.
ü Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan Instruksional Khusus adalah langsung langkah terakhir dalam upaya membuat rumusan tujuan pendidikan yang paling khusus dan operasional. Tujuan Instruksional Khusus dapat di artikan sebagai rumusan tujuan yang berisi kualifikasi khusus yang di harapkan dimiliki murid setelah ia mengikuti kegiatan belajar mengajar tertentu. Tujuan Instruksional Khusus adalah tujuan yang hendak di capai guru.
1. Metode Pengajar
Mengajar belajar adalah kegiatan guru murid untuk mencapai tujuan tertentu di duga, makin jelas tujuan makin besar kemungkinan di temukan metode penyampaian, yang paling serasi. Jadi yang dapat di ketahui adalah hasil atau produknya.
Berbagai teori belajar telah di kenal dan masing-masing dapat memberi sumbangan tertentu mengenai sumbangan belajar.
Dalam hal tertentu metode memberi tahukan atau metode kuliah sangat serasi. Dalam hal lain mungkin lebih tepat bila di gunakan metode penemuan metode perpecahan masalah, atau metode eksperimen modul, dan sebaginya. Yang menimbulkan kesulitan ialah untuk mengetahui yang manakah metode yang paling serasi mencapai tujuan. Pelajaran tertentu, ada kemungkinan bahwa kita harus menggunakan bermacam-macam metode penyampaian sekaligus metode mengajar pembuka alternatif lain lagi, bila kita menghubungkannya dengan media serta alat pendidikan yang tersedia bagi guru untuk digunakannya. Tersedianya alat-alat pelajaran hasil teknologi modern seperti film, video, tape, komputer, dan lain-lain. Mempengaruhi metode pengajar. Maka sukarlah untuk memastikan lebih dahulu metode pengajar manakah yang akan paling efektif.
Konsep-konsep guru tentang apakah mengajar itu sangat menentukan metode manakah yang akan diutamakannya. Ada yang berpendirian bahwa gurulah yang harus memegang peranan utama.
2. Perbedaan Individual
Suatu hal yang sangat menyulitkan ialah adanya perbedaan individual di antara anak-anak yang kira-kira sama umurnya dalam kelas yang sama. Makin tinggi kelasnya makin besar perbedaannya, andaikan di jalankan kenaikan kelas otomatis.
Macam-macam cara di ketahui untuk memperhatikan perbedaan Individual ini. pada perinsipnya pengajaran paling menguntungkan bagi anak bila ia secara individual di bolehkan belajar menurut bakat, minat dan kecepatan masing-masing negara lain bahwa ternyata pada usia 16 tahun seorang anak dapat menyelesaikan studinya untuk dokter. Namun menuntut keterampilan mengajar tertentu yang berbeda sekali dengan yang lazim kita kenal dalam pengajaran klasikal kita.
(Teknologi Pendidikan, 1982, Prof. DR. Nasution, Jemmars, Bandung)
3. Faktor-Faktor dalam Mengajar
Faktor-faktor dalam mengajar ialah bahwa pelajaran, guru, dan murid. Agar pelajaran efektif, bahan pelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan yang di uraikan sampai spesifik dapat di ukur keberhasilan proses belajar mengajar.
Jenis-jenis tujuan
Dalam menentukan dan merumuskan tujuan banyak para pendidik menggunakan buku bloom dan Krathwohl, membedakan 3 golongan kategori atau dominan tujuan yakni kategori kognotif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual.
Tujuan efektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang dahulu sering disebut perkembangan emosional dan moral.
Ketiga dominan atau kategori tujuan itu sebenarnya tidak terpisah satu sama lain, akan tetapi saling berhubungan. Aspek psikomotor lalu mengandung unsur-unsur kognitif.
Penghargaan kata terhadap wayang, opera, lukisan modern, atau musik klasik banyak bergantung pada kedalaman dan luas pengetahuan kita tentang hal-hal itu. Aspek kognitif juga dipengaruhi oleh unsur-unsur afektif seperti minat dan sikap terhadap ilmu pengetahuan.
Apakah manfaat taksonomi bloom itu?
Taksonomi itu memperlihatkan luas dan macam-macam tujuan pada berbagai tingkatan, dari yang umum sampai yang lebih spesifik, dari tujuan yang sederhana sampai kepada yang lebih kompleks yang memerlukan kemampuan mental pada taraf yang lebih tinggi.
Yang paling populer adalah analisis Bloom CS mengenai kategori Kognitif, karena bukunya paling dahulu terbit. Sedangkan analisis domain efektif baru di terbitkan pada tahun 1967.
Tujuan kategori kognitif mereka di bagi dalam 6 bagian utama, yakni :
1. Knowledge (pengetahuan)
2. Comprehension (pemahaman)
3. Aplication (penerapan)
4. Analysis (analisis)
6. Syntyesis (sintesis)
6. Evaluation (penilaian)
Tiap bagian di uraikan dalam tujuan yang lebih spesifik dan ini di uraikan selanjutnya dalam tujuan yang lebih spesifik, yakni dalam bentuk kelakuan yang dapat di minati dan di ukur.
Dari uraian Bloom Cs kita lihat bahwa ada semacam pengkaitan mengenai taraf tujuan pengetahuan, antara lain meliputi informasi dan fakta yang dapat di kuasai melalui hafalan untuk di ingat. Yang di gunakan ialah daya ingatan. Pengetahuan ada pula tingkatannya misalnya fakta-fakta atau informasi tertentu seperti “ibukota Australia adalah Canbera”
Aplikasi ialah kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya. Untuk itu di perlukan pengetahuan dan pemahaman tentang hal yang akan di analisis itu. Analisis yang lebih tinggi ialah analisis hubungan, misalnya antara sejumlah gejala. Dan analisis prinsip-prinsip yang mendasari suatu misalnya masyarakat, alam, jagat raya, atau sel.
Sintesis adalah kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur yang paling tinggi dan sulit menurut Bloom cs adalah penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
Untuk kategori efektif Bloom cs membedakan lima tingkatan yaitu :
- Receiving (menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu)
- Responting yaitu :
a. Memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu.
b. Menunjukkan kesediaan dan kelainan untuk merespons
c. Merasa kepuasan dalam merespon
- Valuing (menghargai yaitu menerima suatu norma, mengikat diri pada suatu norma)
- Organization yaitu membentuk suatu konsep tentang suatu nilai menyusun suatu sistem nilai-nilai
- caracterization by a value complex artinya mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang norma itu menjadi bagian dari pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Noer Aly, Hero, MA, 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Logos, Ciputat
Nasution, Teknologi Pendidikan, 1982, Jemmars, Bandung
Langgulung Hasan, 1985, Pendidikan dan Peradaban Islam, Pustaka Al-Husna,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar