I. PENDAHULUAN
Penelitian tidak dapat dipisahkan dari tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya suatu penelitian dan hubungannya dengan berbagai hal sehingga spenelitian harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan berdasarkan etika kebenaran.
Bila penelitian dikaitkan dengan perguruan tinggi, maka pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan para tenaga pengajar (dosen) seagi ujung tombak dalam kehidupan kampus harus ditingkatkan. Selain untuk meningkatkan kemampuan sendiri diharapkan para dosen dapat meningkatkan kegairahan mahasiswa untuk meneliti. Untuk itu perlu pengetahuan dan kemampuan yang memadai sehingga penelitian tersebut dapat bermanfaat bagi perguruan tinggi (negeri dan swasta) maupun pembangunan nasional bangsa dan negara.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Perkembangan Pola Pikir Manusia?
B. Bagaimana Kelahiran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)?
C. Apa Pengertian Ilmu, Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi?
D. Apa Saja Syarat-syarat dan karakteristik Ilmu?
E. Apa Pengertian Metode Ilmiah dan Ciri-cirinya?
F. Apa Saja Langkah-langkah Metode Ilmiah?
G. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Metode Ilmiah?
III. PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pola Pikir Manusia
Menurut Purnama Heri pada bukunya Ilmu Alamiah Dasar Ilmu (2001:18), Pengetahuan berawal dari rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya dan semuanya ini terdapat dalam IPA secara lengkap. Misalnya pohon yang tumbuh dan bergerak yang terkadang mengikuti rangsangan matahari dan akar-akarnya yang mencari air untuk bertahan hidup seperti halnya manusia.
Banyak sekali benda-benda entah hidup atau mati yang berada disekitar kita, yang membuat kita ingin tahu akan hal tersebut. Seperti bunglon yang menyesuaikan tempat hinggapnya dengan merubah warnanya untuk melindungi diri.
Manusia memiliki rasa ingin tahu dan insting seperti makhluk lain, tetapi manusia memiliki akal yang dapat digunakan untuk berpikir sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuaannya serta mendorongnya untuk memecahkan masalah. Pengamatan terhadap benda-benda ditangkap oleh pancra indra sehingga rasa ingin tahu kembali muncul dan tentunya manusia tidak akan puas jika belum mengetahui tentang benda-benda tersebut. Hal ini hanya dimiliki oleh manusia saja yang mempunyai akal untuk berpikir yang luas sehingga pola pikir manusia semakin berkembang.[1]
B. Kelahiran dan perkembangan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap.
Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16. Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris ® konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti newton.[2]
Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan rankaian ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ilmu Pengetahuan Alam akan semakin membesar dan meluas.
C. Pengertian Ilmu, Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1. Pengertian Ilmu
Menurut kamus besar bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tt suatu bidang yg disusun secara sistematis menurut metode-metode tertentu yg dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dl bidang (pengetahuan) itu.[3]
Menurut al-manawi dlam kitabnya At-tauqif yang dikutip oleh Dr. yusuf qardhawi ilmu adalah keyakinan kuat yang tetap sesuai dengan realita.
Dan menurut yusuf sendiri ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya.[4]
Jadi ilmu adalah pengetahuan yang di susun secara sistematis dengan metode yang kuat untuk menerangkan sesuatu yang sesusai dengan hakikat dan realitanya.
2. Pengertian Pengetahuan
Menurut pendapat Gordon (1994:54) yang dikutip oleh puput pada makalahnya pengetahuan adalah struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.[5]
Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau dipahami seseorang secara subjektif yang diperoleh dari pengalaman menghadapi suatu fakta atau situasi berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi.
3. Pengertian Ilmu pengetahuan
Menurut UU No 18 tahun 2002, Ilmu pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi oleh metodologi ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan/atau gejala memasyarakatan tertentu.[6]
Jadi pada intinya ilmu pengetahuan (science) ialah hasil pengolahan kembali pengetahuan (knowledge) melalui pengujian menggunakan metode ilmiah yang didukung oleh sekumpulan bukti dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Sehingga agar pengetahuan menjadi ilmu perlu dilakukan pengujian ilmiah terlebih dahulu.
4. Pengertian Teknologi
Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Mardikanto (1993) berpendapat teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.[7]
Menurut UU No. 18 Tahun 2002, Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia.[8]
Sedangkan Teknologi merupakan perkembangan suatu media atau alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.[9]
Dengan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya teknologi adalah ilmu pengetahuan rekayasa yang mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam wujud alat atau sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan, kemudahan dan kenyamanan hidup manusia.
D. Syarat-syarat dan Karakteristik Ilmu
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang lahir dari suatu rangkaian aktivitas akal manusia yang disusun secara sistematis.[10] Setiap lmu pengetahuan selalu memiliki syarat-syarat atau karakteristik tertentu. Syarat dan karaktrestik ilmu adalah:
1. Memiliki Objek
Setiap ilmu memiliki objek yang menjadi pusat kajian. Objek yang dikaji dalam mempelajari suatu ilmu biasanya bersifat spesifik. Contohnya ilmu matematia, ilmu biologi, kesenian dll.
2. Memiliki Metode
Dalam mempelajari ilmu pengetahuan tidak dilakukan secara asal-asalan. Tetapi memerlukan metode khusus. Metode yang digunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan disebut metode ilmiah. Metode ilmiah di gunakan untuk meneliti dan mempelajari suatu objek sehingga ditemukan kebenaran. Ilmu yang dikembangkan dengan menggunakan metode ini kebenaranya akan diakui secara ilmiah oleh seluruh pakar ilmu pengetahuan yang berlaku sampai ada bukti baru yang menentang atau menggugurkannya.
3. Bersifat Sistematis
Ilmu pengetahuan harus bersifat sistematis. Maksudnya adalah ilmu pengetahuan harus tersusun secara sistematis dari yang sederhana hingga yang kompleks yang diatur sedemikian rupa sehingga yang satu dan yang lainnya dapat saling mendukung. Sifat sistematis ini bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari ilmu tersebut.
4. Bersifat Universal
Ilmu pengetahuan harus bersifat universal, maksudnya adalah kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus berlaku secara umum dan diterima di semua institusi pendidikan. Sifat unibersal ini selain bertujuan untuk mempermudah dalam pembelajaran juga agar tercipta suatu keseragaman. Sehingga kebenaran yang diungkapkan dapat di terima diseluruh pelosok dunia.
5. Bersifat Objektif
Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif maksudnya adalah semua pernyataan yang dikemukakan harus bersifat jujur, sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, mengandung data dan informasi yang akurat, bebas dari prasangka, tidak menimbulkan kesenjangan dan tidak berhubungan dengan kepentingan pribadi orang per orang.
6. Bersifat Analitis
Ilmu pengetahuan harus bersifat analitis, artinya ilmu yang di pelajari akan menuju hal-hal yang lebih khusus seperti bagian, sifat, peranan dan berbagai hubungan. Untuk memahami hal yang bersifat khusus perlu pengkajian secara khusus pula, sehingga terdapat antar hubungan bagian yang dikaji sebagai hasil analisa.
7. Bersifat Verifikatif
Artinya pernyataan yang berupa kebenaran dalam ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat terbuka atau verifikatif. Sehingga bila suatu masa di temukan bukti-bukti baru yang tidak mendukung kebenaran yang semula maka teori tersebut dapat di tumbangkan untuk memberi tempat pada kebenaran yang baru yang lebih relevan.[11]
E. Pengertian Metode Ilmiah dan Ciri-cirinya
Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.[12]
Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis. Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Sedangkan hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Ciri-ciri metode ilmiah :
1) Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
2) Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
3) Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
4) Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
5) Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.[13]
F. Langkah-langkah Metode Ilmiah
1. Karakterisasi (Observasi dan Pengukuran)
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi;
2. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi.
3. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. [14]
G. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ilmiah.
Kelebihan dari metode Ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Metode ilmiah lebih bisa dipertanggung jawabkan, dikarenakan adanya bukti-bukti yang konkret dan ada ukuran yang jelas
2. Jelas, dapat di buktikan dan dapat diamati langsung oleh alat indra pada manusia
3. Dapat dijadikan satuan atau tolok ukur untuk penelitian-penelitian selanjutnya, bila tidak terdapat kesalahan
4. Mengajarkan pada manusia untuk menatap realita dan segala sesuatu yang ada
5. Operasional, dapat di gunakan dan di amalkan dalam kehidupan keseharian
6. Logis, karena dapat di buktikan oleh semua orang.
Walaupun telah melewati tahap-tahap yang di sebutkan diatas, namun metode ilmiah tetap memiliki kelemahan atau kekurangan, antara lain :
1. Metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib), dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.
2. Terlalu bergantung pada objek yang ada
3. Metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah. Sebagai contoh ilmuan mengatakan bahwa suhu diatas puncak merapi.
4. Adalah 35 derajat c, namun apa yang di kemukakan oleh ilmuan akan berubah seiring berubahnya cuaca dan suhu
5. Kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di suatu daerah akan bisa di terapkan untuk daerah lain.
6. Membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara berulang.
7. Membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian memerlukan alat bantu berupa peralatan yang menggunakan tehnologi canggih.
8. Dapat terhapus atau tidak di pakai bila terbukti ditemukan kesalahan dan bila muncul teori lain yang dianggap lebih berguna
9. Cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio.[15]
Penelitian tidak dapat dipisahkan dari tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya suatu penelitian dan hubungannya dengan berbagai hal sehingga spenelitian harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan berdasarkan etika kebenaran.
Bila penelitian dikaitkan dengan perguruan tinggi, maka pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan para tenaga pengajar (dosen) seagi ujung tombak dalam kehidupan kampus harus ditingkatkan. Selain untuk meningkatkan kemampuan sendiri diharapkan para dosen dapat meningkatkan kegairahan mahasiswa untuk meneliti. Untuk itu perlu pengetahuan dan kemampuan yang memadai sehingga penelitian tersebut dapat bermanfaat bagi perguruan tinggi (negeri dan swasta) maupun pembangunan nasional bangsa dan negara.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Perkembangan Pola Pikir Manusia?
B. Bagaimana Kelahiran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)?
C. Apa Pengertian Ilmu, Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi?
D. Apa Saja Syarat-syarat dan karakteristik Ilmu?
E. Apa Pengertian Metode Ilmiah dan Ciri-cirinya?
F. Apa Saja Langkah-langkah Metode Ilmiah?
G. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Metode Ilmiah?
III. PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pola Pikir Manusia
Menurut Purnama Heri pada bukunya Ilmu Alamiah Dasar Ilmu (2001:18), Pengetahuan berawal dari rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya dan semuanya ini terdapat dalam IPA secara lengkap. Misalnya pohon yang tumbuh dan bergerak yang terkadang mengikuti rangsangan matahari dan akar-akarnya yang mencari air untuk bertahan hidup seperti halnya manusia.
Banyak sekali benda-benda entah hidup atau mati yang berada disekitar kita, yang membuat kita ingin tahu akan hal tersebut. Seperti bunglon yang menyesuaikan tempat hinggapnya dengan merubah warnanya untuk melindungi diri.
Manusia memiliki rasa ingin tahu dan insting seperti makhluk lain, tetapi manusia memiliki akal yang dapat digunakan untuk berpikir sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuaannya serta mendorongnya untuk memecahkan masalah. Pengamatan terhadap benda-benda ditangkap oleh pancra indra sehingga rasa ingin tahu kembali muncul dan tentunya manusia tidak akan puas jika belum mengetahui tentang benda-benda tersebut. Hal ini hanya dimiliki oleh manusia saja yang mempunyai akal untuk berpikir yang luas sehingga pola pikir manusia semakin berkembang.[1]
B. Kelahiran dan perkembangan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap.
Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16. Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris ® konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti newton.[2]
Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan rankaian ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ilmu Pengetahuan Alam akan semakin membesar dan meluas.
C. Pengertian Ilmu, Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1. Pengertian Ilmu
Menurut kamus besar bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tt suatu bidang yg disusun secara sistematis menurut metode-metode tertentu yg dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dl bidang (pengetahuan) itu.[3]
Menurut al-manawi dlam kitabnya At-tauqif yang dikutip oleh Dr. yusuf qardhawi ilmu adalah keyakinan kuat yang tetap sesuai dengan realita.
Dan menurut yusuf sendiri ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya.[4]
Jadi ilmu adalah pengetahuan yang di susun secara sistematis dengan metode yang kuat untuk menerangkan sesuatu yang sesusai dengan hakikat dan realitanya.
2. Pengertian Pengetahuan
Menurut pendapat Gordon (1994:54) yang dikutip oleh puput pada makalahnya pengetahuan adalah struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.[5]
Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau dipahami seseorang secara subjektif yang diperoleh dari pengalaman menghadapi suatu fakta atau situasi berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi.
3. Pengertian Ilmu pengetahuan
Menurut UU No 18 tahun 2002, Ilmu pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi oleh metodologi ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan/atau gejala memasyarakatan tertentu.[6]
Jadi pada intinya ilmu pengetahuan (science) ialah hasil pengolahan kembali pengetahuan (knowledge) melalui pengujian menggunakan metode ilmiah yang didukung oleh sekumpulan bukti dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Sehingga agar pengetahuan menjadi ilmu perlu dilakukan pengujian ilmiah terlebih dahulu.
4. Pengertian Teknologi
Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Mardikanto (1993) berpendapat teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.[7]
Menurut UU No. 18 Tahun 2002, Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia.[8]
Sedangkan Teknologi merupakan perkembangan suatu media atau alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.[9]
Dengan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya teknologi adalah ilmu pengetahuan rekayasa yang mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam wujud alat atau sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan, kemudahan dan kenyamanan hidup manusia.
D. Syarat-syarat dan Karakteristik Ilmu
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang lahir dari suatu rangkaian aktivitas akal manusia yang disusun secara sistematis.[10] Setiap lmu pengetahuan selalu memiliki syarat-syarat atau karakteristik tertentu. Syarat dan karaktrestik ilmu adalah:
1. Memiliki Objek
Setiap ilmu memiliki objek yang menjadi pusat kajian. Objek yang dikaji dalam mempelajari suatu ilmu biasanya bersifat spesifik. Contohnya ilmu matematia, ilmu biologi, kesenian dll.
2. Memiliki Metode
Dalam mempelajari ilmu pengetahuan tidak dilakukan secara asal-asalan. Tetapi memerlukan metode khusus. Metode yang digunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan disebut metode ilmiah. Metode ilmiah di gunakan untuk meneliti dan mempelajari suatu objek sehingga ditemukan kebenaran. Ilmu yang dikembangkan dengan menggunakan metode ini kebenaranya akan diakui secara ilmiah oleh seluruh pakar ilmu pengetahuan yang berlaku sampai ada bukti baru yang menentang atau menggugurkannya.
3. Bersifat Sistematis
Ilmu pengetahuan harus bersifat sistematis. Maksudnya adalah ilmu pengetahuan harus tersusun secara sistematis dari yang sederhana hingga yang kompleks yang diatur sedemikian rupa sehingga yang satu dan yang lainnya dapat saling mendukung. Sifat sistematis ini bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari ilmu tersebut.
4. Bersifat Universal
Ilmu pengetahuan harus bersifat universal, maksudnya adalah kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus berlaku secara umum dan diterima di semua institusi pendidikan. Sifat unibersal ini selain bertujuan untuk mempermudah dalam pembelajaran juga agar tercipta suatu keseragaman. Sehingga kebenaran yang diungkapkan dapat di terima diseluruh pelosok dunia.
5. Bersifat Objektif
Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif maksudnya adalah semua pernyataan yang dikemukakan harus bersifat jujur, sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, mengandung data dan informasi yang akurat, bebas dari prasangka, tidak menimbulkan kesenjangan dan tidak berhubungan dengan kepentingan pribadi orang per orang.
6. Bersifat Analitis
Ilmu pengetahuan harus bersifat analitis, artinya ilmu yang di pelajari akan menuju hal-hal yang lebih khusus seperti bagian, sifat, peranan dan berbagai hubungan. Untuk memahami hal yang bersifat khusus perlu pengkajian secara khusus pula, sehingga terdapat antar hubungan bagian yang dikaji sebagai hasil analisa.
7. Bersifat Verifikatif
Artinya pernyataan yang berupa kebenaran dalam ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat terbuka atau verifikatif. Sehingga bila suatu masa di temukan bukti-bukti baru yang tidak mendukung kebenaran yang semula maka teori tersebut dapat di tumbangkan untuk memberi tempat pada kebenaran yang baru yang lebih relevan.[11]
E. Pengertian Metode Ilmiah dan Ciri-cirinya
Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.[12]
Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis. Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Sedangkan hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Ciri-ciri metode ilmiah :
1) Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
2) Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
3) Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
4) Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
5) Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.[13]
F. Langkah-langkah Metode Ilmiah
1. Karakterisasi (Observasi dan Pengukuran)
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi;
2. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi.
3. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. [14]
G. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ilmiah.
Kelebihan dari metode Ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Metode ilmiah lebih bisa dipertanggung jawabkan, dikarenakan adanya bukti-bukti yang konkret dan ada ukuran yang jelas
2. Jelas, dapat di buktikan dan dapat diamati langsung oleh alat indra pada manusia
3. Dapat dijadikan satuan atau tolok ukur untuk penelitian-penelitian selanjutnya, bila tidak terdapat kesalahan
4. Mengajarkan pada manusia untuk menatap realita dan segala sesuatu yang ada
5. Operasional, dapat di gunakan dan di amalkan dalam kehidupan keseharian
6. Logis, karena dapat di buktikan oleh semua orang.
Walaupun telah melewati tahap-tahap yang di sebutkan diatas, namun metode ilmiah tetap memiliki kelemahan atau kekurangan, antara lain :
1. Metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib), dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.
2. Terlalu bergantung pada objek yang ada
3. Metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah. Sebagai contoh ilmuan mengatakan bahwa suhu diatas puncak merapi.
4. Adalah 35 derajat c, namun apa yang di kemukakan oleh ilmuan akan berubah seiring berubahnya cuaca dan suhu
5. Kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di suatu daerah akan bisa di terapkan untuk daerah lain.
6. Membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara berulang.
7. Membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian memerlukan alat bantu berupa peralatan yang menggunakan tehnologi canggih.
8. Dapat terhapus atau tidak di pakai bila terbukti ditemukan kesalahan dan bila muncul teori lain yang dianggap lebih berguna
9. Cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio.[15]
[1] Suwahono, JURNAL (Perkembangan Pola Pikir Manusia), (Semarang: IAIN Walisongo, 2009), hlm. 2-3.
[2] Ahmad Afandi, Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, http://amadsgtt.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss, 2012. Diakses pada 16 maret 2013.
[3] Dendy Sugono, KBBI, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 574.
[4] Yusuf Qardhawi, Al-Qur’an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Gema Insani Press, cet. 2. 1999), hlm. 89.
[5] Puput, Ilmu Pengetahuan dan Penelitian, http://pou-pout.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss, 2012, di akses pada 18 maret 2013.
[6] UU Negara Indonesia tahun 2002.
[7] Puput, Ilmu Pengetahuan dan Penelitian, http://pou-pout.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss, 2012, di akses pada 16 maret 2013.
[8] UU Negara indonesia tahun 2002.
[9] Burhanuddin Abdullah, "Menanti Kemakmuran Negeri: Kumpulan Esai Tentang Pembangunan Sosial Ekonomi Indonesia", (Gramedia Pustaka Utama, 2006), hlm. 07
[10] http://www.anneahira.com/pengertian-ilmu.htm
[11] http://www.kamusq.com/2012/11/sifat-dan-ciri-ilmu-pengetahuan.html
[12] http://www.scribd.com/doc/61128807/Pengertian-Metode-Ilmiah
[13] http://leopark62.wordpress.com/tag/karakteristik-dan-ciri-ciri-metode-ilmiah/
[14] http://www.scribd.com/doc/61128807/Pengertian-Metode-Ilmiah
[15] Gus Arman, Kelebihan dan Kekurangn Metode Ilmiah, http://pikiranmhsw.blogspot.com/2011/05/kelebihan-dan-keterbatasan-metode.html, 2011, di Akses pada 17 maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar