Senin, 18 Mei 2015

HASIL BELAJAR

HASIL BELAJAR



a.       Pengertian Hasil Belajar
Menurut Abu Ahmadi dalam I Ketut Sadia “ hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam usaha Belajar, sedangkan belajar merupakan usaha untuk mengadakan perubahan dalam mencapai tujuan”.[1]
Belajar secara psikologis adalah suatu proses usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[2]
Pengetahuan hasil belajar dikemukakan Ngalim Purwanto dalam Berman adalah “hasil belajar adalah hasil-hasil belajar oleh murid-murid atau mahasiswa dalam jangka waktu tertentu yang telah diberikan oleh guru atau dosen”.[3]
Dari pendapat para  ahli diatas hasil belajar adalah hasil yang didapat oleh seorang siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, dalam bentuk nilai angka-angka.
Adapun hasil ini untuk mengetahui sampai dimana tingkat dari keberhasilan pelaksanaan proses belajar dan mengajar, dan menentukan tindakan atau langkah-langkah didalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Didalam rangka perbaikan kegiatan belajar mengajar.
b.      Faktor-faktor Belajar
Factor-faktor belajar :
1)      Faktor kegiatan
2)      Belajar memerlukan latihan
3)      Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya.
4)      Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajar.
5)      Factor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.
6)      Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proseses belajar.
7)      Factor kesiapan belajar
8)      Factor minat dan usaha
9)      Factor-faktor fisiologis
10)  Factor intelegensi.[4]




[1]Ahmadi, abu, ahmad Rohani. Pengelola Pengajaran,(Jakarta, Reneka Cipta,1990),h.35
[2] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Reneka, Jakarta. 2003. h. 2
[3]Purwanto Ngalim.Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung, Remaja,1995).
[4]Oemar Hamalik, Proses Belajar mengajar,(Jakarta, Bumi Aksara,2007),h.32

PENGELOLAAN KELAS

PENGELOLAAN KELAS 



1.      Pengertian Pengolaan Kelas
Menurut Drs. Winarno Hamiseno pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola adalahsuatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.[1]
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah
penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar.
Selajutnya pengertian kelas sendiri, menurut Hadari Nawawi kelas  dapat dipandang dari dua sudut yaitu :
1.      Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.
2.      Kelas dalam arti luas adalah, suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai satu tujuan. [2]

Pengelolaan kelas menurut beberapa ahli diantaranya yaitu:
Made Pidarta dengan mengutip pendapat Lois V Johson dan Mary A Bany, bahwa pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat
alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas.
Sudirman N, dkk, pengelolaan kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas.
Hadar Nawawi, pengelolaan kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan
yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah.
Suharsimi Arikunto, pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapaikondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.[3]
Menurut Djamarah & Zaini secara sederhana pengelolaan kelas berarti kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Sedangkan menurut mulyasa pengelolaan kelas merupakan keterampilan seorang guru untuk  menciptakan kondisi iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikanya apabila terjadi gangguan dalam pembelajaran.[4]
Usaha guru dalam menciptakan kondisi diharapkan akan efektif apabila : Pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar.
Kedua, dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar mengajar. Ketiga, dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan pengelolaan kelas adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh penyelenggara atau penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar yang diharapkan.
Kemudian Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Bahwa kelas adalah sekelompok kerja yang diorganisasikan untuk tujuan tertentu yang dilengkapi oleh tugas-tugas yang diarahkan oleh guru
2.      Dalam situasi kelas, guru bukanlah tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi seluruh anak dan kelompok.
3.      Kelompok mempunyai perilaku sendiriyang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok tersebut.
4.      Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada individu. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi dapat  dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka dalam kelas.
5.      Praktek guru waktu belajar cenderung berpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok makin puas individu dalam kelas.
6.      Struktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun yang apatis, masa bodoh, dan bermusuhan. [5]

2.      Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan pengiring akan dapat dicapai secara optimal apabila dapat diciptakan dan dipertahankan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik. Akan tetapi program atau tujuan kelas tidak akan berarti apabila tidak diwujudkan menjadi sebuah bentuk kegiatan.[6]
Tujuan pengelolaan kelas pada hakekatnya telah tergantung dalam tujuan pendidikan, secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilias dari bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan,  suasana disiplin, perkembangan  intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi.
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efisien dan efektif. Sebagai indikator dari sebuahkelas yang efektif adalah apabila:
a.       Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugasnya yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
b.      Setiap anak terus mengerjakan pekerjaanya tanpa membuang waktu. Artinya, setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tau dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapimengerjakanya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
3.      Komponen Dalam Pengelolaan Kelas
a.       Kondisi fisik.
Kondisi fisik tempat berlangsungnya belajar mengajar mempunyai pengaruh yang Sangat signifikan terhadap hasil belajar mengajar. lingkungan fisik yang dmaksud adalah:
1)   Ruangan tempat berlangsungnyaproses belajar mengajar
Ruangan tempat berlangsungnyabelajar mengajar harus memungkinkan siswa bergerak leluasa. Tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara peserta didik yang satu dengan yang
lainya. Besarnya kelas akan Sangat tergantung padaberbagai hal antara lain: jenis kegiatan, apakah kegiatan tatap muka dalam kelas ataukah dalam ruang praktikum, jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan-kegiatan bersama akan berbeda dengan kegitan dalam kelompok kecil. Apabila ruangan tersebut memakai hiasan, pakailah hiasan yang mempunyai nilai pendidikan yang dapat secara langsung mempunyai daya sembuh bagi pelnggar disiplin. Misalnya dengan kata-kata yang baik, anjuran-anjuran, gambar tokoh sejarah dan sebaginya.
2)   Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk akan Sangat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar. Dalam mengatur tempat duduk yang paling terpenting adalahmemungkinkan terjadinya tatap muka, agar guru dapat sekaligus mengontrol tingkah laku peserta didik. Beberapa pengaturan tempat duduk antara lain: Berbaris, pengelompokan yang terdiri antara 8 sampai 10 orang, setengah ligkaran, berbentuk lingkaran, individual yang biasanya terlihat diruang baca, diperpustakaan, atau diruang praktek laboratorium, tersedianya ruang yang sifatnya bebas dikelas disamping bangku tempat bduduk yang diatur. Dengan sendirinya penataan tempat duduk ini diatur sesuai dengan kebutuhan.
3)   Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik, jendela harus cukup besar sehingga memunginkan panas cahaya matahari masuk. Usahakan udara yang masuk sehat melalui ventilasi yang baik sehingga peserta didik mampu menghirup udara yang sehat, dapat melihat tulisan dengan jelas,
4)   Pengaturan dan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dijangkau kalau segera diperlukan yang akan depergunakan bagi kepentingan belajar mengajar. Tentu saja masalah pemeliharaan barang- barang tersebut akan sangat penting, dan secara periodik harus di cek dan di recek. Hal yang tak kalah pentingnya adalah penjagaan barang-barang tersebut dari pencurian, pengamanan terhadap barang yang mudah terbakar atau meledak.
b.      Kondisi Sosio- Emocional
Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya, kondisi ini merupakan komponen yang membuat seorang menjadi pintar menggunakan emosi.[7] Lebih lanjut ia mengatakan bahwa emosi manusia itu terletak pada wilayah hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, dapat menyediakan kondisi yang baik untuk dirinya sendiri dan orang lain.
c.       Kondisi Organizational
Kegiatan rutin yang secara organizational dilakukanbaik tingkat kelas maupun pada tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan yang jelas dan diatur dengan dikomunikasikanya kepada semua peserta didik secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka dan akan menyebabkan tertanam pada diri setiap peserta didik kebiasaanyang baik dan keteraturan tingkah laku.

d.      Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok.[8]
Meskipun seringkali perbedaan antara kedua kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan pengeloaan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasikan dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada giliranya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula.
4.      Tindakan Dalam Pengelolaan Kelas
a.       Tindakan Preventif
Tindakan pengelolaan kelas adalahtindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun sosia-emosional sehingga terasa benar peserta didik rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar.[9]
Tindakan lain dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku peserta didik yang menyimpangdan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
b.      Melakukan tindakan korektif
Dalam kegiatan pengelolaan tindakan tepat dan segera sangatlah diperlukan. Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan guru apabila terjadi masalah pengelolaan. Guru yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam menghentikan perbuatan peserta didik secepat dan sedini mungkin.
c.       Melakukan tindakan penyembuhan (kuratif)
Pelanggaran yang terlanjur dilakukan oleh peserta didik perlu ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan baik secara individual  maupun kelompok.


[1]Suharsimi Ari Kunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm 8
[2]Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta : PT. Haji Mas Agung, 1989)  hlm 116
[3] Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa(Jakarta : Raja Grafindo 1996),hlm  67
[4] Martinis Yamin, Maisah, Manajemen Pembelajaran,     hlm 34
[5] Syaiful Bahri Djamarah, Asuan Zain, Strategi Belajar Mengajar(Jakarta : Rineka Cipta 2006) 214
[6] Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi , Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,1995), hlm 132
[7]Zaim El-Mubarok, Membumikan Pendidikan Nilai, Mengumpulkan Yang TerserakMenyambung Yang Terputus Dan Menyatukan Yang Tercerai(Bandung : Alfabeta CV, 2008),hlm122
[8] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004), 125
[9]ibid

Senin, 11 Mei 2015

tas rajut

TAS RAJUT YOGYAKARTA 


A1

A 2

A3

A4

A5

KATALOG Lengkap Klik di sini  KATALOG TAS   (maaf katalog lengkap dalam proses)

Bagi yang berminat silahkan hubungi Kontak Person 

pin BB 555EE506        sms ke 0823 223 268 76